Tuesday, 1 January 2013

LAPORAN REKAYASA AKUAKULTUR 1


BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
            Rekayasa akuakultur adalah cabang ilmu yang mempelajari kegiatan budidaya spesies air bernilai ekonomis penting dan sistem produksi yang digunakan. Aspek rekayasa teknik budidaya bertujuan untuk menerapkan teori matematis dan konsep rekayasa untuk pengembangan sistem produksi yang efektif dengan penekanan pada penggunaan simulasi  untuk kontrol kualitas air dan kegiatan produksi. Kondisi lingkungan, pakan dan pemupukan merupakan komponen penting dari produksi.Sistem rekayasa pada umumnya menggunakan operasi pengolahan air untuk menjamin kualitas lingkungan yang baik bagi kultivan. Sistem resirkulasi air juga merupakan aspek penting dari usaha ini, dengan penekanan pada kualitas air, kadar oksigen, dan jumlah pakan.            (Anonim, 2011)
Kegiatan budidaya terus tumbuh dengan cepat seiring perkembangan konsep rekayasa akuakultur. Rekayasa akuakultur membutuhkan pengetahuan tentang aspek umum sepert isumber dan treatment air, pengetahuan mengenai unit produksi, sistem pemberian pakan, kebutuhan nutrisi kultivan, instrumentasi, monitoring, transportasi ikan dan penanganan limbah (Anonim, 2011)
Keberhasilan usaha budidaya ikan sangat ditentukan oleh ketepatan pemilihan lokasi.  Lokasi tambak/kolam harus menjanjikan masa depan yang baik untuk budidaya secara berkelanjutan dan lestari.  Lokasi budidaya erat kaitannya dengan kualitas lingkungan yang secara langsung berpengaruh terhadap proses produksi. Di dalam memilih lokasi yang akan digunakan dalam usaha budidaya yang perlu diperhatikan adalah faktor teknis dan faktor non teknis.

1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum menentukan luas kolam adalah :
1.      Dapat merangkai autolevel pada tripod dan melevelkan alat dalam waktu tidak lebih dari 3 menit
2.      Dapat mengambil data bentuk kolam dengan dengan berbagai alat dan kemudian memplot datanya dalam kertas grafik dengan skala tertentu
3.      Dapat menghitung luas kolam dengan beberapa cara (hasil kali panjang dengan lebar, menghitung jumlah kotak berskala tertentu, dan menimbang berat gambar kolam yang berskala tertentu.
Sedangkan manfaat yang didapatkan selama melakukan praktikum adalah dapat menghitung luas kolam, dapat menggunakan alat auto level dan alat meteran (measuring tape)  untuk menentukan lokasi kolam dan  menentukan arah dari titik-titik sudut kolam.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Kegiatan budidaya terus tumbuh dengan cepat seiring perkembangan konsep rekayasa akuakultur. Rekayasa akuakultur membutuhkan pengetahuan tentang aspek umum sepert isumber dan treatment air, pengetahuan mengenai unit produksi, sistem pemberian pakan, kebutuhan nutrisi kultivan, instrumentasi, monitoring, transportasi ikan dan penanganan limbah (Anonim, 2011)
Bagi pengusaha budidaya perikanan/petani ikan, pengetahuan tentang luas kolam yang digarap sangatlah penting untuk diketahui. Dengan mengetahui beberapa luas kolam yang diusahakan serta bagaimana morfologi kolamnya, maka sudah tentu cara pengelolaannya juga akan lebih mudah. Hal ini sangat dimungkinkan karena dengan mengetahui luas kolam ataupun volume air kolam, maka pemberian jumlah kapur, pupul, padat tebar, pakan dan sebagainya mudah diatur (Mulyadi dan Niken, 2012).
Ilmu ukur adalah ilmu pengetahuan dan teknik mengenai penentuan titik secara akurat titik dan lokasi pada permukaan bumi dan jarak serta sudut diantaranya (Wongsotjitro,1980)
            Oleh karenanya, pengetahuan tentang bagaimana menentukan luas kolam baik yang bentuknya teratur maupun yang tidak berturan perlu diketahui atau dipelajari (Mulyadi dan Niken, 2012). Ada beberapa cara untuk menghitung luas kolam. Untuk kolam yang bentuknya teratur, cukup dihitung dengan jalan mengkalikan panjanh x lebar/tinggi (bentuk empat persegi panjanh/jajaran genjang) atau panjang alas x ½ tinggi (bentuk segi tiga) atau jumlah sisi sejajar/2 x tinggi (bentuk trapesium).
Pengetahuan mengenai perancangan dan pembuatan kolam bagi ahli pemeliharaan ikan atau petani ikan sangatlah penting untuk kesuksesan dan keberhasilan suatu usaha pemeliharaan ikan. Kegagalan usaha budidaya perikanan sering kali disebabkan karena pemilihan lokasi serta design kolam kurang tepat.
Lensatic compass adalah alat penetu arah compass yang dilengkapi dengan alat alidade berupa celah yang tengahnya terbagi oleh seutas kawat dan dibagian sisi lainnya dilengkapi dengan sebuah lensa oculer.
Ukuran pita atau pita pengukur ( Measuring Tape) adalah bentuk fleksibel penguasa. Ini terdiri dari pita kain, plastik, fiber glass, atau strip logam dengan tanda-tanda linear-pengukuran. Ini adalah alat ukur umum. Its fleksibilitas memungkinkan untuk ukuran panjang besar untuk mudah dibawa dalam saku atau toolkit dan izin satu untuk mengukur sekitar kurva atau sudut. Hari ini di mana-mana, bahkan muncul dalam bentuk miniatur sebagai fob gantungan kunci, atau item kebaruan. Surveyor menggunakan pita pengukur dalam panjang lebih dari 100 m (300 + ft). (http://en.wikipedia.org/wiki/Tape_measure).







BAB III
BAHAN DAN METODE


3.1. Waktu dan tempat
            Dilakukannya praktikum pada hari Senin 10 November 2012 pada pukul 08.00 – 11.00 wib bertempat di Lapangan Futsal Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru.

3.2. Bahan dan alat
            Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Auto level yang digunakan untuk menentukan jarak horizontal maupun vertical suatu titik stasiun, tripods yang digunakan untuk melihat jarak lokasi pembuatan kolam, rod yang digunakan sebagai tempat atau penyanggah Auto level, serta Measuring tape atau meteran gulungan yang digunakan untuk mengukur jarak antara Auto level dengan tripods, Lensatic compass, timbangan analitik, dan alat tulis.

3.3. Metode praktikum
            Adapun metode yang digunakan/dilaksanakan dalam praktikum ini adalah dengan cara pengamatan langsung kelapangan dengan menggunakan alat Auto level dan menggunakan alat meteran.



3.4. Prosedur praktikum
            Prosedur yang dilakukan pada waktu praktikum adalah lokasi lapangan futsal:
  1. Tandailah semua titik kritis (sudut-sudut )kolam dengan menggunakan patok.
  2. Hitunglah/ tentukanlah jarak serta sudut antara titik-titik kritis tersebut dengan menempatkan autolevel ataupun lensatic compass pada/disamping salah satu sisi kolam ataupun dengan menggunakan meteran pita dan langkah.
  3. Gambarkan / plotlah data kolam yang dicatat, baik diperoleh dengan menggunakan alat  autolevel maupun lensatic compass pada / disamping salah satu sisi kolam ataupun dengan menggunakan meteran pita dan langkah.
  4. Hitunglah luas kolam dengan cara/metode :
1.      Menjumlahkan hasil kali panjang dan lebar dari bagian-bagian kolam.
2.      Menghitung jumlah kotak yang membentuk gambar kolam
3.      Meninbang berat gambar kolam.







BAB.IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil
            Hasil yang didapatkan selama melakukan praktikum adalah sebagai berikut :

4.1.1. Dengan Auto Level : Posisi Auto Level dititik X
Stasiun
CCH
UP
LS
Jarak
Sudut
A
135
137
132
5m
0°
B
138
146
130
16m
3°
C
141
149
132
17m
25°
D
136
140
132
8m
56°
 

4.1.2. Dengan Auto Level : Posisi Auto Level dititik Y
Stasiun
CCH
UP
LS
Jarak
Sudut
A
125
129
122
7m
60°
B
130
138
121
17m
22°
C
131
139
123
16m
5°
D
126
128,5
122
6,5
0°


4.1.3. Dengan Meteran
            Jarak A ke B yaitu: 11,5 m
            Jarak D ke C yaitu: 11,3 m
            Jarak A ke D yaitu: 6,7 m
            Jarak B ke C yaitu: 6,8 m
            Metoda perhitungan luas kolam yaitu:

           


·         Panjang BC = Y - Y         
  = 1 - 1
  = 33
  = 5,74
·          PanjangAD=Y- Y
                                    =  -
=49 – 42,25
=6,75
= 2,6 m
·         Lebar AB= YC-YD
          = 16 - 5
          = 11 m
·         Lebar CD=  YC-YD
                      = 16 – 6,5
                      = 9,5 m
·         L= p.BC x l.CD
         = 5,74 x 9,5
                     = 54,53 m
Jadi, 54,53 + p.AD x l.AB
                        54,53+ 2,6 x 11
                        54,53 x 28,6
                        = 83,13
                        = 0,08313 hektar.


4.2. Pembahasan
            Hasil dari penggunaan autolevel sumbu x, sumbu y dan menggunakan meteran dapat di ketahui bahwa sudut dari masing2 stasiun memiliki perbedaan. Serta jarak yang didapati juga berbeda-beda pula. Ada perbedaan jarak antara penggunaan autolevel dan meteran.
Philadelphia adalah Penglihatan dan titik yang diperlukan di atas atau di bawah. Hal ini mungkin merupakan elevasi permanen (benchmark), atau mungkin ada beberapa permukaan alam atau dibangun. Ada beberapa jenis batang leveling. Yang paling populer dari semua adalah batang Philadelphia. itu adalah batang kayu lulus terbuat dari dua bagian dan dapat diperpanjang 7-13 ft Dalam pandangan A, masing-masing kaki dibagi menjadi seratus kaki. Dari pada setiap keseratus yang ditandai dengan garis atau kutu, jarak antara yang alternatif yang dicat hitam pada latar belakang putih. Dengan demikian, nilai untuk setiap keseratus adalah jarak antara warna; TOP dari hitam, BAHKAN nilai-nilai, BAWAH, nilai-nilai hitam ODD. Para persepuluh diberi nomor dalam warna hitam, kaki merah. batang ini dapat digunakan dengan tingkat, transit, teodolit, dan dengan tingkat tangan pada kesempatan untuk mengukur perbedaan ketinggian.Philadelphia batang. Batang penyamarataan dapat dibaca langsung oleh penampakan instrumentman melalui teleskop, atau mungkin target-dibaca. Kondisi yang menghambat pembacaan langsung, seperti visibilitas miskin, pemandangan panjang, dan pemandangan sebagian terhambat, seperti melalui kuas atau daun, kadang membuat perlu untuk menggunakan target. Target ini juga digunakan untuk menandai membaca batang ketika poin banyak diatur sampai elevasi yang sama dari satu pengaturan instrumen. Target untuk batang Philadelphia biasanya oval, dengan sumbu panjang tegak lurus terhadap batang, dan kuadran target bergantian dicat merah dan putih. Target diadakan di tempat pada batang dengan sebuah penjepit-C dan thumbscrew sebuah. Sebuah tuas di muka target digunakan untuk penyesuaian halus dari target untuk garis melihat tingkat. Sasaran memiliki bukaan persegi panjang kurang lebih lebar dari batang dan 0,15 ft tinggi melalui yang dihadapi batang dapat dilihat. Sorong skala linear dipasang di tepi membuka dengan nol pada garis horizontal target untuk membaca untuk seperseribu kaki. Ketika target digunakan, Rodman mengambil pembacaan batang. Jenis lain dari leveling batang berbeda dari batang Philadelphia hanya dalam rincian. Batang Frisco, untuk pembacaan langsung saja, tersedia dengan dua atau tiga bagian geser. Batang Chicago tersedia dengan tiga atau empat bagian itu, bukannya geser, yang bergabung pada akhirnya satu sama lain seperti pancing. Arsitek atau tukang bangunan batang adalah batang dua-bagian mirip dengan Philadelphia tetapi lulus di kaki dan inci ke pusat seperdelapan masuk daripada menurut desimal. Bagian atas batang diri komputasi Lenker memiliki graduations pada sabuk logam kontinu yang dapat diputar untuk mengatur kelulusan yang diinginkan pada tingkat tinggi instrumen (HI). Untuk menggunakan batang, Anda mengatur batang pada tanda bangku dan membawa kelulusan yang menunjukkan ketinggian tingkat benchmark dengan HI. Selama tetap pada tingkat yang setup yang sama, di manapun Anda mengatur batang dalam huruf a, Anda membaca elevasi titik secara langsung. Singkatnya, batang Lenker tidak jauh dengan kebutuhan untuk menghitung ketinggian. Lihat B (gambar 11-48) menunjukkan batang yang ditandai dengan pengukuran metrik, yang graduations batang dalam meter, decimeters, dan cm. Target yang dilengkapi dengan batang metrik memiliki sorong yang memungkinkan membaca skala ke milimeter terdekat. Batang metrik dapat diperpanjang 2,0-3,7 meter. Untuk meratakan presisi tinggi, ada batang meratakan tepat serta tingkat insinyur tepat itu. Sebuah batang Lovar biasanya berbentuk T-cross section. Terpadu Penerbitan Enginnering ( www.tpub.com).
Pengukuran adalah perlakuan untuk menentukan ketinggian atau beda tinggi antara dua titik. Pengukuran  ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk pekerjaan konstruksi.Autolevel salah satu versi teknologi yang lebih baru dari tingkat konstruksi. Bagaimana tingkat otomatis yang berbeda dari versi sebelumnya dari tingkat konstruksi seperti tingkat Wye dan tingkat gempal? Dalam rangka untukmemahami apa tingkat otomatis, pertama kita harus tahu sedikit tentang tingkat konstruksi secara umum.
Pada alat ini yang otomatis adalah sistem pengaturan garis bidik yang tidak lagi bergantung pada nivo yang terletak di atas teropong. Alat ini hanya mendatarkan bidang nivo kotak melalui tiga sekrup penyetel dan secara otomatis sebuah bandul menggantikan fungsi nivo tabung dalam mendatarkan garis nivo ke target yang dikehendaki. Bagian - bagian dari alat sipat datar otomatis diantaranya:
  • kip bagian bawah (sebagai landasan pesawat yang menumpu pada kepala statif),
  • sekrup penyetel kedataran (untuk menyetel nivo),
  • teropong, nivo kotak (sebagai pedoman penyetelan rambu kesatu yang tegak lurus nivo),
  • lingkaran mendatar (skala sudut), dan
  • tombol pengatur fokus (menyetel ketajaman gambar objek).
Keistimewaan utama dari penyipat datar otomatis adalah garis bidiknya yang melalui perpotongan benang silang tengah selalu horizontal meskipun sumbu optik alat tersebut tidak horizontal. Laranja (2007)
Perhitungan hasil pengukuran di lapang mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya pada waktu pengukuran pengamatan harus teliti untuk mencapai hasil yang akurat, membutuhkan waktu yang lama untuk pemasangan alat sehingga perlu ketrampilan untuk menggunakan teodolit. Sedangkan kelebihannya adalah, ketelitian teodolit sangat akurat.


V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
            Dalam melakukan menentukan luas kolam sangatlah penting karena kesalahan dalam membangun kolam akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar dan akan mengganggu aktivitas pemeliharaan ikan. Pemilihan lokasi untuk membangun kolam sering tanpa mempertimbangkan aspek teknis, maka pengenalan alat serta teknik penggunaan peralatan survey merupakan bagian pengetahuan dasar yang perlu diketahui lebih dulu sebelum melakukan survey ataupun merencanakan pembuatan kolam yang tepat.
            Jarak atau panjang suatu objek/tempat perlu diketahui dengan tepat, sehingga dengan mengetahui jarak suatu tempat, maka akan lebih tepat menghitung waktu yang akan dibutuhkan untuk menempuhnya/melaluinya. Disini, yang dimaksud dengan istilah : “jarak” adalah jarak/panjang yang terpendek atau terdekat, dengan demikian, arahnya harus lurus dan mendatar.

5.2. Saran
Agar paktikum bisa berjalan dengan lancar, maka ketelitian dan keseriusan dari setiap mahasiswa/I sangat diperlukan dalam menjalankan praktikum ini. Dan selalu meminta petunjuk kepada asisten dosen agar kegiatan praktikum bisa berjalan dengan lancar.

 

DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2011. http://ikanikanku.blogspot.com/2009/05/peluang-budidaya kepiting-soka-menganga.html diakses pada tanggal 16 November 2012. Makassar


Laranja A. 2003. Probiotik Akuakultur. Jakarta : Gadjah Mada Uneversity Press.


Mandala-Manik,Blogspot.com/2009/04/1 html.Pelaksanaan Rekayasa Teknologi dan Pengoperasian Alat.


Mulyadi dan Pamungkas N.A.2012. Diktat Penuntun Praktikum Rekayasa Akuakultur Budidaya Perikanan. Universitas Riau. Pekanbaru


Wikipedia Free Ensklopedia.www.instructables.com/id/String-Tripod/

Wikipedia Free Ensklopedia.www.wikipedia.org/wiki/Tape_measure

Wongsotjitro P.1980 Mahmudi, M. 2005. Produktivitas Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Malang








 





LAMPIRAN




Lampiran 1. Alat-alat yang digunakan selama praktikum

                                   
      Meteran                                                     Tripod dan Rodman
                                             
Autolevel                                                                    pena

                       
Kalkulator                                                                   Pancang Kayu

Lampiran 2. Bentuk kolam dalam Kertas Grafik























KATA PENGANTAR


Puji dan syukur senantiasa kami persembahkan kehadirat Tuhan YME berkat rahmat, bimbingan dan hidayah Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum dalam mata kuliah Rekayasa Akuakultur ini, semoga laporan yang kami buat ini dapat dibaca oleh asisten yang telah membimbing dan membantu kami dalam melakukan praktikum dan khususnya kepada dosen pembimbing. Adapun judul laporan yang kami buat ini adalah mengenai “Menetukan Luas Kolam”.
Laporan ini merupakan hasil praktikum yang sudah kami lakukan di lapangan dengan dibantu dan dibimbingan dari asisten serta dari pedoman – pedoman yang kami ambil dari bahan bacaan yang ada dan buku penuntun praktikum. Namun kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan sarannya dari pembaca sendiri.
  

                                      Pekanbaru, 16 November  2012


                                                                                            Penulis


DAFTAR ISI

Isi                                                                                                                 Halaman
KATA PENGANTAR.....................................................................................       i
DAFTAR ISI....................................................................................................      ii DAFTAR TABEL       iii DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................     iv
I.     PENDAHULUAN                    
        1.1. Latar Belakang....................................................................................      1   
        1.2. Tujuan dan manfaat.............................................................................     2
II.     TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................      3     
III.    BAHAN DAN METODA                                                                                          
         3.1. Waktu dan tempat..............................................................................      5                            3.2. Bahan dan alat .........................................................................................................      5
         3.3. Metode praktikum .............................................................................      5
         3.4. Prosedur praktikum............................................................................      6
    IV.     HASIL PEMBAHASAN                                                                                      
          4.1. Hasil...................................................................................................      7  
          4.2. Pembahasan.......................................................................................      9
     V.      KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan......................................................................................    13
 5.2. Saran...............................................................................................    13         
       DAFTAR PUSTAKA
       LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran                                                                                                            Halaman

1.      Alat-alat yang digunakan...........................................................................      16
2.      Bentuk Kolam dalam Kertas Grafik...........................................................      17


















                                                                                          Dosen: Ir. Mulyadi, M.Phil
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA AKUAKULTUR
 MENENTUKAN LUAS KOLAM


Oleh Kelompok 2a:
1.      Romasta C.A Purba
2.      Dian Fitria M
3.      Putri W. Situmorang
4.      Siska Wulansari
5.     Ringgi Desra







LABORATORIUM KUALITAS AIR
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012

DAFTAR TABEL

 


Tabel                                                                                                            Halaman

1.      Auto Level : Posisi Auto Level dititik X............................................. .....7

2.      Auto Level : Posisi Auto Level dititik Y............................................. .....7

3.      Dengan Menggunakan Meteran........................................................... .....8

 


BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laatar Belakang Kualitas air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk pengg...