Sunday 10 June 2012

MENGHITUNG SEL DARAH MERAH (ERITROSIT) DAN PUTIH (LEUKOSIT)



LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR


MENGHITUNG SEL DARAH MERAH (ERITROSIT) DAN PUTIH (LEUKOSIT)

OLEH :
DIAN FITRIA M
1004114392
BDP







LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012




I. PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang
Fisiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari segala proses  yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup, baik organisme besel tunggal maupun bersel banyak, termasuk interaksi antar sel, jaringan, organ serta semua komunikasi intercellular, baik energetik maupun metabolik, Windarti et al (2010). Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan reproduksi.
Darah adalah suatu jaringan yang bersifat cair. Darah terdiri dari sel-sel yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat seperti air, ialah plasma. Sel-sel dan fragmen-fragmen sel merupakan unsur darah yang disebut unsur “jadi”. Sel-sel ini cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa. Ada 3 tipe unsur “jadi” ialah sel-sel darah merah atau eritrosit, sel-sel darah putih atau leokosit dan keping-keping darah atau trombosit (Kimball, 1992).
Darah pada ikan dibentuk oleh beberapa organ pembentuk darah yaitu limpa, bagian korteknya membentuk eritrosit, trombosit dan ginjal berperan membentuk trombosit (Siregar,1999).
Pada dasarnya sel-sel darah dapat dibagi atas tiga unsur erytrosit, leukosit dan trombosit. Diantara tipe tersebut, sel-sel darah merah merupakan yang paling banyak jumlahnya (Raharjo, 1980).
Dellman and Brown (1989) menyatakan bahwa leukosit memiliki bentuk khas, nucleus, sitoplasma dan organel dan semuanya bersifat mampu bergerak pada keadaan tertentu.

1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari praktikum ini bertujuan untuk menghitung sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit).
Sedangkan manfaat praktikum ini dapat memberikan informasi tentang jumlah sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) pada ikan di daerah tropis khususnya di Pekanbaru.



II. TINJAUAN PUSTAKA


Berdasarkan bentuk tubuh dan sifat-sifatnya, ikan lele diklasifikasikan dalam suatu tata nama sehingga memudahkan dalam identifikasi. Adapun sistematika dan klasifikasi Ikan Lele Dumbo menurut Kholish Mahyuddin (2008) sebagai berikut : Filum Chordata, Kelas Pisces, Sub Kelas Telestoi, Ordo Ostariophysi, Sub Ordo Siluroidae, Family Clariidae, Genus Clarias dan Spesies Clarias gariepinus.
Secara umum ikan lele memiliki tubuh yang licin dan tidak bersisik tetapi berlendir. Jika ikan ini terkejut, warna tubuhnya berubah menjadi loreng seperti mozaik hitam-putih layaknya lele dumbo pada umumnya. Mulutnya lebar dan dilengkapi kumis sebanyak 4 pasang yang berfungsi sebagai alat peraba pada saat mencari makan atau bergerak, yakni nasal, maxilar, mandibular luar, dan mandibular dalam.
Untuk memudahkan berenang, ikan lele dilengkapi sirip tung­gal dan sirip berpasangan. Sirip tunggal yang dimiliki adalah sirip pung­gung, sirip ekor, dan sirip dubur, sedangkan sirip berpasangan adalah sirip perut dan sirip dada. Sirip dada yang runcing dan keras disebut patil, berguna sebagai senjata dan alat bantu untuk bergerak. Warna punggungnya hitam kehijauan dan warna perutnya putih kekuningan (Anonim, 2007).
Habitat atau lingkungan hidup lele ialah air tawar. Meskipun air yang terbaik untuk memelihara lele ialah air sungai, air dari saluran irigasi, air tanah dari mata air, maupun air sumur, tetapi lele juga relatif tahan terhadap kondisi air yang menurut ukuran kehidupan ikan dinilai kurang baik. Sebagai contoh, lele dapat hidup subur di kolam penampungan air comberan maupun di sawah dengan air yang dangkalnya 5-10 cm saja, asalkan ada tempat-tempat untuk berlindung seperti kolong dari tumpukan batu-batu atau potongan pipa-pipa paralon (Hernowo dan Suyanto, 1999).
Ciri khusus ikan lele adalah memiliki alat pernapasan tambahan berupa arborescent yang berbentuk labyrinth. Alat pernapasan tambahan ini menjadikan ikan lele dapat bertahan hidup dalam lumpur atau di wadah budidaya yang memiliki oksigen sedikit. Olen sebab itu, bila dipelihara di kolam, Ikan lele tidak memerlukan kualitas air yang baik seperti mengalir atau jernih. Ikan ini mampu hidup pada media pemeliharaan berupa air tergenang dengan kualitas air yang lebih rendah dibanding de­ngan yang dibutuhkan oleh ikan jenis lain semisal ikan mas. Dengan de­mikian, tidak mengherankan jika ikan lele dapat dipelihara di comberan atau tempat pembuangan air limbah rumah tangga dibelakang rumah penduduk. Namun, bila ingin sukses, sebaiknya pemeliharaan dilakukan mengikuti kaidah-kaidah yang telah ditentukan (Khairuman & Amri, 2008).
Di alam, ikan lele berpijah dan meletakkan telurnya pada tumbuhan air atau akar tanaman air seperti eceng goncok dan lain sebagainya. Namun dalam pembudidayaan, tempat menempelkan telur dapat dimo­difikasi menggunakan ijuk, yang biasa disebut kakaban (Khairuman dan Amri, 2008).
Darah ikan tersusun dari sel-sel darah yang tersuspensi dalam plasma dan diedarkan mempunyia peran fisiologi yang sangat penting. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan komponen-komponen darah juga mengalami perubahan. Perubahan gambaran kimia darah baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat menentukan kondisi ikan atau status kesehatannya, (Alifuddin, 2002). Menurut Tang (2002) persentase volume sel darah merah pada ikan mas berkisar 43 %.
Sel-sel darah putih tidak sama seperti sel darah merah. Jumlahnya paling sedikit 150.000 sel / mm3 pada sebagian besar ikan. Pada golongan Cyprinus carpio misalnya sekitar 0,032 x 106 sel / mm3 – 0,146 x 106 sel / mm3. Sel darah putih terbagi menjadi empat jenis, yaitu granulosit, trombosit, limfosit dan monosit (Alifuddin, 2002).
Sel darah merah ikan berinti berfungsi untuk mengikat oksigen. Eritrosit bewarna merah merah kekuningan, bentuknya lonjong, kecil dan ukurannya sekitar 7 – 36 μm. Jumlah eritrosit tiap mm3 darah ikan sekitar 20.000 – 3.000.000 butir, tergantung jenis dan ukuran ikan. Sel darah putih pada ikan tidak bewarna. Jumlah sel darah putih tiap mm3 darah ikan sekitar 20.000 – 150.000 butir. Bentuk sel darah putih ini lonjong sampai bulat, Larger et al (1977) dalam Lies (2007).





Gambar 1. Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)



III. BAHAN DAN METODE


3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 27 April 2012 pukul 08.00- 09.40 WIB di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu darah ikan, EDTA / heparin, larutan hayen, dan larutan turk .
Alat-alat yang digunakan adalah jarum suntik untuk mengambil darah, tabung reaksi sebagai wadah darah yang telah diambil, haemocytometer, counter, cover glass, mikroskop untuk mengamati preparat darah, baki untuk tempat ikan, tissue dan serbat sebagai lap serta alat tulis untuk mencatat.

3.3. Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan langsung dengan cara makroskopis dan mikroskopis.

3.4. Prosedur Praktikum
Cara menghitung sel darah merah :
1.        Isaplah darah ikan menggunakan pipet batu merah sampai strip 0,5. Usahakan bekerja secepat mungkin agar darah tidak membeku.
2.        Isaplah larutan hayem sampai strip 101. Pengenceran yang dilakukan adalah 200 kali.
3.        Pegang kedua ujung pipet dengan jari jempol dan jari telunjuk atau jari tengah dan kocoklah atau goyangkan pipet tersebut dengan gerakan  seperti membentuk angka delapan, agar larutan bercampur dengan darah secara merata.
4.        Ambillah kamar hitung Burker lengkap dengan cover glass. Buanglah 1 tetes darah dan kemudian tetesan berikutnya diteteskan ke dalam kamar hitung untuk pemeriksaan selanjutnya.
5.        Lihatlah di bawah mikroskop, saudara akan melihat butir-butir darah merah dalam kotak-kotak besar dan kotak-kotak kecil. Dalam 1 kotak besar terdapat 16 kotak kecil. Hitunglah sel-sel darah yang terdapat dalam 80 kotak kecil (5 kotak besar).
6.        Jumlah sel darah merah per mili liter dihitung dengan rumus menurut Schaperclaus :
N = n x 104
Keterangan :
N = jumlah sel darah merah dalam 1 mililiter darah
n = jumlah sel darah merah yang terdapat pada 80 kotak kecil
Cara menghitung sel darah putih adalah:
1.        Isaplah darah ikan menggunakan pipet batu merah sampai strip 0,5. Usahakan bekerja secepat mungkin agar darah tidak membeku.
2.      Isaplah larutan turk sampai strip 101. Pengenceran yang dilakukan adalah 200 kali.
3.      Pegang kedua ujung pipet dengan jari jempol dan jari telunjuk atau jari tengah dan kocoklah atau goyangkan pipet tersebut dengan gerakan  seperti membentuk angka delapan, agar larutan bercampur dengan darah secara merata.
4.      Ambillah kamar hitung Burker lengkap dengan cover glass. Buanglah 1 tetes darah dan kemudian tetesan berikutnya diteteskan ke dalam kamar hitung untuk pemeriksaan selanjutnya.
5.      Lihatlah dibawah mikroskop, saudara akan melihat butir-butir darah putih dalam kotak-kotak besar dan kotak-kotak kecil. Hitunglah sel-sel darah putih yang terdapat dalam 4 kotak besar (kotak-kotak yang dibatasi oleh 3 garis halus).
6.      Jumlah sel darah putih dihitung dengan rumus :
N = n x 500
Keterangan :
N = jumlah sel darah putih dalam 1 mililiter darah
n = jumlah sel darah putih yang terdapat pada 4 kotak besar yang terletak pada / sudut kamar hitung.
 

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil
Dari praktikum yang dilakukan maka diperoleh jumlah :
a. Sel darah merah (eritrosit) 
                                 = Σn x 104          (n = 38 x 16 = 608)
                                 = 608 x 10
                                    = 3040 x 104 sel/ml
  b. Sel darah putih (Leukosit)           
                                  = Σn x 500        (n = 13 x 4 = 52)
                                  = 52 x 250
                                  =  26.000 sel/ml

4.2. Pembahasan
Hasil dari praktikum yang telah didapatkan adalah jumlah sel darah merah (eritrosit) adalah 3040 x 104 sel/ml dan jumlah sel darah putih (leukosit) adalah 26.000 sel/ml. hasil ini merupakan hasil yang salah, karena hanya meghitung 1 kamar hitung yang disebabkan kekurangan waktu dan kesulitan dalam menemukan sel darah ketika menggunakan mikroskop.
Pada dasarnya darah terdiri dari plasma, sel darah merah dan sel darah putih. Jumlah sel darah ini bervariasi, tergantung dari musim, spesies serta kondisi kesehatan ikan. Pada ikan- ikan budidaya di Pekanbaru, seperti ikan mas, nila, baung, patin, lele, dan bawal, jumlah sel darah merah sekitar 2-3 juta sel/ ml. Sedangkan jumlah sel putih sekitar 200.000- 300.000 sel/ ml (Lukistyowati et al 2006)
Eritrosit (sel darah merah) ikan berinti, bewarna merah kekuningan. Eritrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron bergantung kepada spesies ikannya. Jumlah eritrosit tiap-tiap mm3 darah berkisar antara 20.000-3.000.000. pangangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada jumlah hemoglobin (pigmen pernapasan) yan terdapat didalam eritrosit (Mudjiman, 2001).
Sel darah merah ikan berinti berfungsi untuk mengikat oksigen. Eritrosit berwarna merah kekuningan, bentuknya lonjong, kecil dan ukurannya sekitar 7-36 µm. Jumlah eritrosit tiap mm3 darah ikan sekitar 20.000-3.000.000 butir (Leager et al 1999) tergantung pada jenis dan ukuran ikan.
Sel darah putih pada ikan tidak berwarna. Jumlah sel darah putih tiap   mm3 darah ikan terdapat sekitar 20.000-150.000 butir. Bentuk sel darah putih ini lonjong sampai bulat (Leager et al 1999).
Chinabut et al (2000) menyatakan bahwa untuk ikan dewasa yang sehat total leukosit yang terdapat pada tubuh berkisar antara 20.000-150.000 sel/ mm3. meningkatnya jumlah leukosit dapat dijadikan petunjuk adanya fase pertama infeksi, stess maupun leukemia.




V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan kita dapat mengetahui bahwa jumlah sel darah merah (eritrosit) adalah 3040 x 104 sel/ml dan jumlah sel darah putih (leukosit) adalah 26.000 sel/ml.
            Pada dasarnya darah terdiri dari plasma, sel darah merah dan sel darah putih. Jumlah sel darah ini bervariasi, tergantung dari musim, spesies serta kondisi kesehatan ikan. Pada ikan- ikan budidaya di Pekanbaru, seperti ikan mas, nila, baung, patin, lele, dan bawal, jumlah sel darah merah sekitar 2-3 juta sel/ ml. Sedangkan jumlah sel putih sekitar 200.000- 300.000 sel/ ml.

5.2. Saran
            Para praktikan dapat melakukan perhitungan sel darah merah ataupun putih dengan teliti agar kesalahan dalam perhitungan sel darahnya tidak terjadi. dapat melakukan praktikum dengan sungguh-sungguh serta menggunakan waktu praktikum dengan sebaik-baiknya.





DAFTAR PUSTAKA



Alifuddin, M. 2000. Peran Immunostimulan (Lipoposakarida, Saccharomyces cerevisiae dan Levamisole) Pada Gambaran Respon Imunitas Ikan Jambal Siam (Pangasius hypophthalmus). Kertas karya. Program Pasca Sarjana IPB, Bogor. 48 hal (tidak diterbitkan).

Chinabuts,S., E. Limsuan dan P. Kitsawar. 2002. Histology of the Walking Catfish (Clarias batrachus). AAHRI. Bangkok, Thailand.96 pp.

Ddellman,D.H, and Brown, M.E. 1999. Buku Teks histology Veteriner I. Universitas Indonesia. Press. Jakarta.279 hal.

Faisal, 2001.Peranan Kiambang (Pistia stratiotes.L) dalam Menurunkan Toksisitas Insektisida Baycarb 500 EC terhadap Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio.L).Skripsi. Fakultas Perikanan Universitas Riau, Pekanbaru.60 hal (tidak diterbitkan).

Kimball,W. John. 2002. Biology Jilid ! dan 2. IPB. Erlangga: Bogor.

Lies, Irdawati. 2007. Eritrosit dan Leukosit Ikan Nila Merah (Oreochromis sp) yang Dipelihara Pada pH Berbeda yang Mengandung Alumunium Potasium Sulfat.

Lehninger, A.L. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Lagler, K.F., J.E. Eardech, R.R. Miller, D.R. Passino. 1997. Ichthyology of Fishes. John Wiley and Sons, Inc.

SIiregar, S. 1999. Penuntun Praktikum Ichtyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 81 hal (tidak diterbitkan).

Windarti, T. Efrizal, Chaidir Pulungan, Deni Efizon, Yuliati. 2010. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru.  68 halaman (tidak diterbitkan).


 

 

 

















L A M P I R A N


























Lampiran 1. Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Praktikum


                        
Nampan                                               Pensil                                       Penghapus
          
Jarum Suntik                                Objek glass                                     Cover glass
                                        
Tebung reaksi                               Mikroskop                          Haemocytometer


No comments:

Post a Comment

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laatar Belakang Kualitas air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk pengg...