Sunday, 10 June 2012

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN BIOLOGI LAUT


LAPORAN PRAKTIKUM  LAPANGAN BIOLOGI LAUT
JENIS- JENIS ORGANISME FLORA DAN FAUNA YANG HIDUP DI DAERAH INTERTIDAL PANTAI CEROCOK SUMATERA BARAT

OLEH
DIAN FITRIA M
1004114392
BUDIDAYA PERAIRAN








FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Biologi Laut. Adapun judul dari  praktikum ini adalah Jenis-jenis Organisme Flora dan Fauna yang Hidup di Daerah Intertidal Pantai Cerocok Sumatera Barat”.
Penulis menyadari penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan dan banyak terdapat kekurangan. Karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Dan tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan.


                                                                              Pekanbaru,  April 2012


            Dian Fitria M







DAFTAR ISI


Isi                                                                                                                      Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ iii
 I.      PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2.      Tujuan dan Manfaat....................................................................................... 3
II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Daerah Intertidal............................................................................................ 4
2.2.      Organisme Laut............................................................................................. 4

III. BAHAN DAN METODE
2.1.      Waktu dan Tempat........................................................................................ 7
2.2.      Bahan dan Alat.............................................................................................. 7
2.3.      Metode Praktikum......................................................................................... 7
2.4.      Prosedur Praktikum....................................................................................... 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.      Hasil Praktikum............................................................................................. 9
3.2.      Pembahasan................................................................................................. 13
V. KESIMPULAN DAN SARAN
2.3.      Kesimpulan.................................................................................................. 20
2.4.      Saran............................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran                                                                                                   Halaman

1. Alat-alat yang digunakan dan sampel dalam Praktikum.................................. 22
2. Organisme yang digunakan selama praktikum................................................. 23



































DAFTAR PUSTAKA


Abbot, 1991.Perikanan Laut,Hasmar.Surabaya.42 Halaman.

Nybakken, J.W.1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT.Gramedia. Jakarta .159 halaman.

Odum, E.P. 1971. Fundamental Ecology W. B. Saunders Company. Philadelphia.

Raharjo, S dan H.S.Sanusi.1982. Oseanografi Perikanan I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.141 halaman.

Rimimohtartao, Kasijian. 2001, Biologi Laut, Pengetahuantentang biota laut, Djambatan, Jakarta. 540 hal

Samonte G.PB., dan RF Agbayani. 1992. Pond culture of mud crab ( Scylla serrata ) and economic analysis.SEAFDEC Asian Akuakultur 14:3-5. 


Warner. G. T. 1977. The Biology of Crab. London. 199 p.

 
I.PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Biologi laut, yakni ilmu pengetahuan tentang kehidupan biota laut, berkembang begitu cepat untuk mengungkap rahasia kehidupan berbagai jenis biota laut yang jumlah jenisnya luar biasa besarnya dan keanekaragaman jenisnya luar biasa tingginya.Tingginya, keanekaragaman jenis biota di laut barangkali hanya dapat ditandingi oleh keanekaragaman jenis biota di hutan hujan tropik di darat. Tidak kurang dari 833 jenis tumbuh-tumbuhan dilaut (alga, lamun dan mangrove), 910 jenis karang (Coelenterata), 850 jenis spon (Porifera), 2500 jenis kerang dan keong (Mollusca), 1502 jenis udang dan kepiting (Crustacea), 745 hewan berkulit duri (Echinodermata), 2000 jenis ikan ( Pisces), 148 jenis burung laut (Aves), dan 30 jenis hewan menyusui (Mammalia), diketahui hidup di laut. Di samping itu tercatat juga tujuh jenis penyu dan tiga jenis buaya (Reptilia). (Romimohtarto, 2005).
Secara geografi Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya alam laut yang berpotensi untuk dimanfaatkan secara lestari. Sumber daya alam laut tersebut antara lain terdiri atas berbagai jenis ikan, moluska,dan krustase. Masyarakat pesisir sejak lama telah memanfaatkan sumber daya alam laut tersebut sebagai sumber makanan, mineral, obat-obatan, dan energi (Gordon et al 2000).
Lautan di dunia merupakan kesatuan ekosistem dimana serangkaian komunitas dapat mempengaruhi faktor-faktor fisik dan kimia air laut di sekelilingnya. Ekosistem yang besar ini dapat dibagi menjadi daerah-daerah kecil dimana parameter fisika dan kimia mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap populasi dari daerah tersebut (Nybakken, 1998).
Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terdiri dari 13.667 pulau besar dan kecil, dengan luas daratannya 2.027.087 km2 (terdiri dari laut teritorial dan laut nusantara). Nyabakken (1992), Ekosistem Mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas dari komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan bertahan di dalam perairan asin atau laut.
Laut seperti halnya daratan, dihuni oleh berbagai jenis biota yakni tumbuhan-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir seluruh permukaan laut sampai ke dasar laut. Pemanfaatan biota laut yang semakin hari semakin meningkat dan juga kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) khususnya tentang kehidupan laut dan berbagai jenis biotanya yang terapung dalam ilmu pengetahuan alam laut yang disebut Biota Laut.
Ekosistem di dasar laut tropis penyusun utamanya adalah biota laut penghasil kapur seperti kerang batu (Coral), Alga berkapur, Mollusca, Sponge, Crustacea dan Polyhchaeta yang berasosiasi dengan biota-biota lain didalamnya seperti jenis ikan karang, Alga,Echinodermata dan Plankton.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan praktikum ini adalah supaya mahasiswa dapat mengetahui berbagai jenis organisme yang hidup di laut. Selain itu mahasiswa dapat secara langsung mengamati organisme laut itu sendiri. Dengan pengamatan dan proses identifikasi.
Manfaat praktikum adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan praktikan, untuk mendapatkan data dan informasi mengenai organisme laut terutama yang hidup di daerah panta.
Menurut J. C. Bribbs (1974) zona interdal atau zona litoral adalah daerah kawasan pantai yang terletak antara pasang laut tertinggi dan pasang surut terendah.
Litoral adalah daerah yang terletak diantara daratan dan lautan yang masih dipengaruhi oleh air pasang yang dikenal sebagai pantai laut (sea shore). Pantai laut ini bentuknya bermacam-macam. Pada beberapa tempat ada lereng pantainya membentuk landai di sini terdapat jarak yang besar antara tanda-tanda air pasang tertinggi dan air pasang terendah. Selain bentuk landai ini ada juga lereng panytainya yang berbentuk curam. Pada pantai yang demikian tanda-tanda air pasangnya akan kelihatan saling berdekatan.
Gerakan air dapat menyebabkan perpindahan masa air yang ditimbulkan oleh kekuatan angin yang melintasi permukaan air dan pasang surut (Nybakken, 1992).
Menurut Raharjo dan Sanusi (1982), pasang surut merupakan gelombang  yang panjang yang mempunyai periode kurang lebih 12 jam 20 menit dan panjang gelombang kira-kira setengah dari keliling bumi. Pasang surut  terjadi karena adanya gaya tarik dari bulan dan matahari terhadap massa bumi.
Nyabakken (1988) mengatakan bahwa hewan benthos yang hidup diatas dasar artau berasosiasi di atas dasar perairan disebut epifaunasedangkan hewan benthos yang hidup di dalam lumpur pada subsrat yang lunak disebut infauna. Selanjutnya hewan benthos dibedakan menurut ukuranya, yaitu 1) Mikrofauna (<0.1mm), 2) meiofauna (0.1 – 1.0 mm )  dan  3) makrofauna (> 1.0mm).
Kelas Gastropoda yang lebih dikenal dengan siput atau keong, artinya binatang berkaki perut, termasuk salah satu diantara tujuh keluarga Mollusca yang bercangkang tunggal yang banyak  ditemui di zona intertidal maupun subtidal. Gastropoda ini dapat ditemukan pada hutan bakau dan sekitarnya, di bawah dan dibalik coral,terumbu karang,di pasir maupun lumpur (Dharma,1988).
Kerang-kerangan (Bivalvia) kebanyakan hidup pada daerah terumbu karang dan berpasir sehingga ditemukan dalam jumlah yang banyak di perairan dangkal yang banyak mendapat cahaya matahari sekitar 0-10 m. Tetapi umumnya kerang-kerangan lebih banyak ditemukan pada kedalam 1-5 m dan ada beberapa jenis bivalvia yang terletak pada permukaan dasar. Untuk beradaptasi terhadap substrat atau endapan yang selalu bergerak karena hempasan ombak maka bivalvia cenderung menggali substrat pada kedalaman tertentu (Nybakken, 1988)
            Komunitas fauna bentik terdiri dari lima kelompok, yaitu Mollusca, Polychaeta, Crustacea, Echinodermata dan kelompok lain yang terdiri dari beberapa takson kecil Sipunculidae (owak – owak ), Poggnophora dan lain – lain. Berdasarkan kebiasaan hidupnya, fauna bentik dapat dikelompokkan sebagai in – fauna yaitu yang hidup didalam sedimen; dan epi – fauna yaitu yang hidup menempel pada daun – daun/ rumput laut dan diatas dasar laut.
  Sedagkan Abbot (1960) menyatakan gastropoda lebih bersifat epifauna atau hidup di permukaan substrat, walaupun hewan ini mempunyai kebiasaan membenamkan diri pada waktu tertentu. Keadaan ini dilakukan untuk mengatasi diri terhadap substrat yang tidak stabil karena hempasan gelombang atau ombak serta pada saat terdedah untuk menghindari kekurangan air.
Odum (1971) menyatakan bahwa perkembangan maksimum dari epifauna dijumpaidi daerah pasang surut, tetapi dapat juga meluas didaearah yang lebih dalam. Sedangkan infauna mencapai perkembangan yang maksimum didaerah yang lebih dalam dari epifauna.
Menurut Warner (1977), Kepiting lebih banyak menghuni daerah pantai atau mangrove. Organisme ini membuat liang ditanah atau bersembunyi dicelah-celah serta dibawah batu-batuan. Tempat ini terdapat bermacam-macam pada ukuran beberapa sentimeter sampai beberapa jarak meter, tergantung pada ukuran habitat dari tiap species.































 



II.METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Biologi Laut ini diadakan pada hari Sabtu, pada tanggal 7 April 2012 mulai pukul 8.30 (pada waktu surut) sampai selesai. Sedangkan tempat praktikum ini di adakan adalah di Painan, Sumatera Barat, tepatnya di pantai Painan mengambil lokasi pada daerah intertidal.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan adalah bahan pengawet spesimen  (Formalin 10%), kantong plastik untuk tempat spesimen ( plastik kapasitas 0,5 kg), buku catatan dan alat tulis,spidol(permanent) untuk label, dan tangguk.
3.3 Metode Praktikum
Praktikum Biologi Laut ini menggunakan metode pengumpulan sampel dan pengidentifikasian langsung terhadap sampel yang telah didapatkan
3.4 Prosedur Praktikum
a.      Sampling Organisme.
Pengambilan sampel dilakukan di daerah intertidal, setelah sampel diambil dan dikumpulkan ke dalam kantong plastik yang kemudian dimasukkan formalin untuk diawetkan.
b.      Analisa sampel
1.        Sesampainya di labortorium, sampel yang diawetkan diambil dari kantong plastic, kemudian dicuci sampai bersih
2.        Identifikasi sampel yang sudah dibersihkan dengan buku identifikasi yang diberikan
3.        Buatlah klasifikasinya ( Kelas, Famili, Genus, dll), morfologi, dan habitat seluruh sampel yang disajikan  










































III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum yang dilakukan adalah:
1.   Nassarius vibex
Klasifikasi
Kingdom    :  Animalia
Filum          :  Mollusca
Kelas           :  Gastropoda
Ordo           :  Neogastropoda
Famili          :  Nassariidae
Genus         :  Nassarius 
Spesies        :  vibex 
Keterangan
Terdapat pada daerah berpasir intertidal atau flat lumpur, tetapi Ada juga dapat menemukan siput di perairan sangat dangkal. Siput suka menghabiskan sebagian besar waktunya terkubur di bawah pasir atau lumpur dengan hanya "batang" nya (yang sebenarnya mulut menonjol) membentang di atas substrat. Para Nassa dilengkapi dengan penciuman yang tajam yang sangat berguna ketika mencari makanan. Shell adalah runcing dan berbentuk kerucut dengan alur di bagian depan, bagian bawah shell. Para pewarnaan kulit bervariasi dari spesimen spesimen dan dapat mencakup nuansa putih, kuning, coklat muda, dan cokelat gelap, dan beberapa spesimen yang dihiasi dengan strip hitam. Pada spesimen yang paling, shell fitur baik pegunungan atau benjolan. Dan bentuk mulut nassa ini menyerupai belalang gajah.
2. Turbo chrysostomus
     Klasifikasi
Phylum       : moluska
Kelas          : gastropoda
Sub kelas    : prosobranchia
Ordo           : archaeogastropoda
Sub famili   : trochidea
Famili         : turbinidae
Genus         : turbo
Spesies        : Turbo chrysostomus
Keterangan
Cangkang Turbo chrysostomus memiliki ukuan panjang antero-posterior (tinggi) yang lebih besar dari pada lebar, berwarna coklat muda diselingi jalur berwarna coklat dan hijau dengan spiral yang berduri. Ukuran cangkang dapat mencapai 6 cm, operculum berwarna coklat-orange atau hijau tua, sedangkan bibir luar berwarna kuning keemasan. Organisme ini dapat ditemukan diseluruh pantai yang memili habitat rataan terumbu karang.
3. Scylla Serrata
    Klasifikasi
Phylum       :arthropoda
Kelas          :crustacea
Subkelas     :malacostraca
Superordo  :eucarida
Ordo           :decapada
Subordo     :pleocyemata
Famili         :scylladae
Genus         :scylla
Spesies       :ScyllaSerrata
Keterangan
Scylla serrata menghuni dasar berlumpur, rawa-rawa bakau, dan muara sungai di lingkungan muara (Motoh 1979). Adalah tanaman asli Indo-Pasifik dan telah diperkenalkan ke Florida, Hawaii, dan di tempat lain, paling sering sengaja dalam upaya untuk membangun populasi spesies ini secara komersial penting.
Kepiting Bakau mempunyai bentuk karapas oval melebar, cembung pada kedua sisinya. karapas dibagian punggung sébelah atas dipenuhi oleh tonjolan – tonjolan seperti kutil dalam berbagai ukuran, sedangkan pada punggung bagian bawah terdapat tonjolan – tonjolan berbentuk lajur – lajur melintang yang memanjang dengan enam duri di bagian samping belakang( postero- lateral). Kerapas lebih besar dari pada panjangnya sehingga bentuknya menyurupai telur. Panjang karapas sedikit lebih panjang dari setengah lebarnya pada bagian tepi dari karapas bentuknya agak melengkung, dengan lebih kurang terdapat 10 gigi kecil yang tersembunyi da bawah bulu pendek. Di bagian tepi belakang dari karapas pada jenis ini, terdapat bagian yang melebar seperti sayap yang menutupi sabagian besar kaki – kakinya dsan dilengkapi dengn 5 gigi, bergirigi disebelah atas, sedangkan di sébelah bawah tanpa duri atau gigi.
4. Holothuria marmonata
    Klasifikasi
Phylum                   :Echinodermata
Class                       :Thaepicea
Ordo                       :Phyrosoma
 
Family                     :Holothuridae
Genus                     :Holothuria
Spesies        : Holothuria marmonata
Keterangan
Tubuh memanjang seperti ketimun yang sering disebut timun laut, mulut terdapat diujung dan yang satu lagu anus. Ada kaki tabung di tiga bagian ventral yang digunakan untuk berjalan dan mempunyai alat hisap seperti bintang laut. Tubuh seperti kulit dapat memanjang dan dapat mengkerut, sebagian besar teripang bernafas melalui pohon respirasi, sebuah alat bercabang terdiri dari banyak tabung. Dalam phylum Echinodermata terdapat berbagai kelas diantaranya kelas Crinoidea,kelas Echinodea, kelas Holothurioidae, kelas Ophiuroideayang semuanya berhabitat diair laut yang berpasir halus. Di Indonesia banyak terdapat didaerah Manado, Pulau Bangka, Lampung, Kepulauan seribu dan Indonesia timur. Teripang adalah hewan avertebrata yang memilki bentuk dan jenis beraneka ragam dengan nama daerah yang berbeda-beda hidup dilaut dangkalyang berpasir halus dan ada juga dibatuan karang. Teripang (holothurians) adalah kelompok hewan invertebrata laut dari kelas Holothuroidea (Filum Echinodermata), tersebar luas di lingkungan laut (marine) diseluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di lautan India dan lautan Pasifik Barat. Tidak kurang sekitar 1250 jenis teripang telah didiskripsikan, dibedakan dalam enam bangsa (ordo) yaitu Dendrochirotida, Aspidochirotida, Dactylochirotida, Apodida, Molpadida, dan Elasipoda. Beberapa jenisnya hidup mebenamkan diri dalam pasir dan hanya menampakan tentakelnya. Sedang jenis-jenis teripang komersil biasanya hidup pada substrat pasir, substrat keras, substrat kricak karang dan substrat lumpur. Sekitar 25 jenis teripang berpotensi komersil diidentifikasikan berasal dari perairan karang di Indonesia (Darsono,1995).
5. Litorina scabra
Klasifikasi
Kelas                       :Gastropoda
Ordo                       :Mesogosteropoda
 
Famili                      :Litorinidae
Genus                     :Litorina
Spesies                    : Litorina scabra
Keterangan
Pada spesies jenis Litorina sp memiliki ciri morfologi yaitu warna cangkang ada dua jenis, yaitu berwarna merah tua dan ada juga yang berwarna kecoklatan, cangkang seperti kurucut. Spesies ini hidup pada daerah estuaria, pada daerah yang tembus sinar matahari yang berpasir dan koral yang airnya jernih.
Litorina scabra adalah Gastropoda yang terbanyak ditemukan. Mereka hidup di mintakat air pasang. Hewannya agak kecil dan tahpatzan kekeringan karena dapat menutup rapat cangkangnya dan menggunakan air didalamnya.
6. Hoppopus hippopus
    Klasifikasi
Filum          : Molusca
Kelas          : Bivalvia
Order          : Veneroida
 Keluarga    : Tridacnidae
Genus         : Hippopus
Spesies        : H. hippopus
Keterangan
Memiliki kulit sangat tebal dan berat, yang sangat melengkung dan memiliki garis belah ketupat dari pandangan samping. Memiliki pola shell berbagai, dengan beberapa memiliki band merah sangat karakteristik pada kulit mereka, yang memberi mereka penampilan merah dari jauh.Lubang byssal sempit dan menyerupai slot. Tepi luar lubang byssal memiliki gigi jelas terlihat. H.hippopus hidup di terumbu karang pada kedalaman tercatat 6 meter. Jenis ini biasanya lebih memilih bentangan pasir datar perairan pantai pantai dan daerah, yang berhubungan dengan tempat tidur rumput laut. 
7. Sollen Sp
     Klasifikasi
     Kingdom    : Animalia
     Phylum       : Molusca
     Kelas          : Bivalva
     Ordo           : Veneroida
     Family        : Solenidae
     Genus         : Sollen
     Spesies       : Sollen Sp
     Keterangan
Jenis kerang berbentuk hampir silinder dapat bergerak dengan cepat dan jarang terlihat karena mereka biasanya terkubur dipasir. Mereka kadang-kadang terlihat diatas  tanah  di pantai berpasir  terganggu  dekat daerah padang lamun di pantai utara kita. Mereka di adaptasi untuk menggali dalam-dalam di dasar lembut. Kerang pisau cukur adalah jenis yang kuat dan cepat. Shell dua bagian agak persegi  panjang dan  silinder  tipis,  sempit  dan halus, yang memungkinkan hewan untuk menyelinap dengan mudah melalui  pasir.  Pada salah satuujung  shell  muncul  kaki  yang kuat dapat digunakan untuk menggali cepat ke dalam  pasir basah.  Di ujung lain  sebuah penyedot panjang menonjol ke permukaan untuk bernapas dan makan. Seperti bivalvia lain, sollen Sp adalah penyaring makanan. 




8. Anadara antiquata
Klasifikasi
Phylum       :   Mollusca
Kelas           :   Bivalva
Sub Kelas   :   Pteriomorphia
Ordo           :   Arcoida
Sub Famili  :   Arcacea
Famili          :   Arcidea
Genus         :   Anadara
Spesies        :   Anadara antiquata
Keterangan
Di dasar laut dengan substrat berlumpur. Bentuknya agak lonjong, terdiri dari dua belahan yang sama atau simetris. Mempunyai garis pilial pada cangkang  sebelah dalam.
9. Crassostea gigas
    Klasifikasi
Kingdom    : Animalia
Filum          : kerang-kerangan
Kelas          : bivalva
Orde           : ostreoida
Famili         : ostreoida
Genus         : Crassostea
Spesies        : Crassostea gigas
Keterangan
Shell dari Crassostrea gigas bervariasi dengan lingkungan di mana ia menempel. Ada besar lipatan radial bulat yang seringkali sangat kasar dan tajam. Kedua katup dari shell yang sedikit berbeda dalam ukuran dan bentuk, katup kanan menjadi agak cekung . Warna Shell adalah variabel, biasanya pucat putih atau putih kecoklatan. Spesimen dewasa dapat bervariasi dari 80 mm sampai 400 mm. Crassostrea gigas adalah muara spesies , tetapi juga dapat ditemukan di intertidal dan subtidal zona. Mereka lebih memilih untuk melampirkan permukaan keras atau berbatu di perairan dangkal atau terlindung hingga 40m mendalam, tetapi telah dikenal untuk melampirkan ke daerah berlumpur atau berpasir ketika habitat yang disukai adalah langka. Para tiram Pasifik juga dapat ditemukan pada cangkang hewan lain. Larva sering menetap di kulit orang dewasa, dan massa besar tiram bisa tumbuh bersama untuk membentuk tiramkarang. Salinitas optimum untuk tiram Pasifik adalah antara 20 dan 25 ‰ (bagian per seribu), dan mereka bisa toleran salinitas setinggi 35 ‰; pada tingkat ini, bagaimanapun, reproduksi tidak mungkin terjadi. [4] Para tiram pasifik juga sangat suhu toleran spesies , karena dapat menahan berkisar dari -1,8 sampai 35 ° C. 
10. Chiton Sp
     Klasifikasi
Kingdom    : Animalia
Filum          : mollusca
Kelas          :  Amphineura
Ordo           : Cryptochiton
Family        : Chitonidae
Genus         :  Chiton
Spesies        :  Chiton Sp
Keterangan
Habitatdilaut,didaerahpantaisampaikedalamansedangMakanannyarumputlaut danmikroorganismedaribatukarangBentuk tubuh elips, bagian dorsal dilindungi delapanlembarankapuryangpipihdantersusunsepertigentingKakiberotot,diantara kakidanmanteldipermukaanventraladaaluryangdangkaldisebutalurpallial.Bagiankepala mereduksi,tidak punya mata dan tentakel, dalam mulut punya alat untuk memarut disebut radula dengan deretan gigi yang banyak
Jantung terletak diposterior, terdiri dua atrium dan satu ventrikel
EkskresidengannefridiaBeberapa Chiton punya titik mata yang kecil mata didalamepidermispadalembaran-lembaranJenis kelamin terpisah, telurnya banyak, fertilisasi eksternal.
Chiton hidup di seluruh dunia, dalam air dingin dan di daerah tropis. Kebanyakan dari mereka menghuni zona intertidal atau subtidal dan tidak melampaui zona fotik . Mereka hidup di permukaan keras, seperti pada atau di bawah batu, atau di celah-celah batuan.Beberapa spesies hidup cukup tinggi di zona intertidal dan terpapar udara dan cahaya untuk waktu yang lama. Lainnya tinggal subtidally. Beberapa spesies hidup di air dalam, sedalam 6.000 meter (20.000 kaki). Chiton secara eksklusif dan sepenuhnya laut. Hal ini berbeda dengan bivalvia yang mampu beradaptasi dengan air payau dan air tawar, dan gastropoda yang mampu membuat transisi sukses ke lingkungan air tawar dan darat.
11. Drupa morum
     Klasifikasi
Pilum          : Molusca
Kelas          : Gastropoda
Ordo           : Caenogastropoda
 
Superfamili : Muricacae
Famili         : Muricidae
Genus         : Drupa
Spesies        : Drupa morum
 
Keterangan
Cangkang asimetris dan biasanya menggulung seperti ular memutar kekanan dan mempunyai bungkulanyang berwarna hitam, cangkang bagian dalam berwarna ungu, hanya memiliki satu buah insang, terdapat operculum yang terbuat dari zat kapur atau zat tanduk, garis-garis pada operculum kadang dapat menentukan umur, memiki kaki besar dan lebar untuk merayap dan mengeruk pasir dengan pergerakan yang cukup lamban. Terdapat pada daerah pantai berbatu, hidup dengan habitat dilingkungan yang cukup lembab, berpasir, maupun pada liang-liang yang gelap, banyak dijumpai disepanjang pantai Pasifik barat dan Samudra Hindia.

4.2. Pembahasan
Filum Molusca meliputi keong, tiram, cumi-cumi, gurita, sotong dan sebangsanya. Bentuknya simetri bilateral, tidak beruas, dan banyak diantara mereka mempunyai cangkang dari kapur. Tubuh biasanya pendek, terbungkus dalam mantel dorsal tipis yang mengeluarkan bahan pembentuk cangkang berupa satu, dua atau delapan bagian. Saluran pencernaan lengkap, sering berbentuk U atau melingkar. Mulut dengan radula yang mempunyai deretan-deretan gigi kitin kecil melintang. Sistem sirkulasi mencakup jantung sebelah punggung dengan satu atau dua aurikel atau rongga atas dan satu ventrikel atau rongga bawah. Pernapasan dilakukan oleh satu atau banyak insang yang disebut ctenidium. Ekskresi oleh ginjal yang disebut nefridia, terdiri dari satu atau dua atau hanya satu saja. (Romimohtarto, 2005).
Gastropoda adalah hewan berukuran relatif besar yang menarik. Pada kelas hewan ini terjadi reduksi menjadi satu ginjal, beberapa jenis hanya memiliki satu insang. Cangkang limpet tidak kelihatan mengulir, meskipun pada tingkat larva, cangkangnya ulir yang kemudian hilang setelah menjadi dewasa.
Filum Echinodermata bentuk simetri meruji hanya terdapat pada dewasa, pada larva, bentuknya simetr bilateral.
 
Arthropoda merupakan kelompok terbesar diantara seluruh dunia hewan. Namanya berasal dari kakinya yang bersendi. Sifat umum kelas ini mencakup kerangka luar keras dari kitin, yakni polisakarida majemuk, suatu jenis karbohidrat. Cangkang ini dihasilkan oleh epidermis dan karena sifatnya yang tak elastis jika mengeras, ia harus ditanggalkan secara berkala untuk memungkinkan hewan tumbuh. Sifat umum yang terpenting yang berlaku untuk semua anggota kelompok Arthropoda dan khas filum ini ini ialah adanya embelan tubuh yang bersendi dan bebas dari bulu getar. Bentuk tubuhnya simetri bilateral dan tubuhnya terdiri dari ruas-ruas yang tersusun secara linier berurutan.
Molusca juga merupakan sebuah grup binatang bertubuh lunak, tanpa tulang belakang (avertebrata) yang secara khas mempunyai kepala anterior, kaki ventral dan massa visera dorsal. Massa visera diselubungi oleh sebuah mantel yang sering mengeluarkan sekresi cangkang berkapur. Semua molusca dengan pengecualian jenis kerang, mempunyai radula yaitu organ pencernaan yang unik untuk mengumpulkan makanan. Molusca sangat beragam dalam bentuk, berkisar antara yang berbentuk cacing, aplacophora sampai pada yang berbentuk cumi-cumi, gurita (cephalopoda) dan tentang jumlah jenisnya tercatat paling sedikit 60.000 jenis dari seluruh dunia. Mereka menempati habitat yang berbeda, terbentang dari laut, melalui sungai dan danau ke darat. Beberapa jenis molusca adalah anggota dominan di komunitas padang lamun dan dikonsumsi sebagai makanan oleh manusia.
Ekosistem karang adalah ekosistem di dasar laut tropis yang penyusun utamanya adalah biota laut penghasil kapur seperti karang batu atau Coral, Alga berkapur, Molusca, Spongs, Crustacean dan Polychaeta dengan biota-biota lain yang berasosiasi di dalamnya seperti beberapa jenis ikan karang, Algae, Echinodermata dan Plankton (Soedarma,1986).
Dari hasil praktikum yang dilaksanakan organisme yang hidup di high intertidal zone ternyata ada juga yang hidup di low intertidal, begitu juga yang di mid ada juga yang terdapat di low intertidal. Perpindahan organisme dari setiap daerah ini disebabkan oleh arus pasang ynag menbghanyutkan organisme yang ada sehingga berpindah tempat.








V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa  organisme yang banyak ditemukan di Pantai Painan, Painan, Sumatera Barat, antara lain dari kelompok kelas
-          Crustacea,
-          Gastropoda,
-          Mollusca, dan
-          Bivalva
Pengamatan yang telah dilakukan membuktikan bahwa lokasi penelitian yaitu pantai Painan, masih tergolong daerah yang kondisif untuk tinggal berbagai jenis makhluk laut terutama dari famili mollusca. Keanekaragaman yang tinggi dari biota yang ditemukan sekaligus menjadi pertimbangan kita tentang ekosistem seperti apa yang mampu menjadi pendukung kehidupan makhluk-makhluk laut itu dan perkembangannya. Dari hasil yang diperoleh pantai Painan juga sangat potensial untuk dijadikan tempat wisata dan penelitian mahasiswa.

5.2. Saran
Dengan keterbatasan hasil yang diperoleh maka hasil praktikun ini belum bisa dijadikan referensi akhir mengenai biota pantai yang dapat di temukan di pantai-pantai Sumatera. Karenanya untuk memperkaya sampel biota laut ini diperlukan kegiatan serupa yang dilakukan di pantai lain di daerah Sumatera. 
Dan identifikasi biota yang didapatkan sebaiknya di identifikasi langsung dilapangan oleh setiap kelompok praktikum.














DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran                                                                                                   Halaman

1. Alat-alat yang digunakan dan sampel dalam Praktikum.................................. 14





















LAMPIRAN



1. Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum

                                               Alat tulis dan spidol                                  Tangguk                                                                              
                                
           Cawan petri                                                               Formalin
   Conus taeniatus       Grapsus grapsus
               Conus taeniotus,                                             Grapsus grapsus
                 Viviparus sp
              Gibbula divaricata                                                 Viviparus sp
    Anadara antiquata        
             Anadara antiquate,                                            






KATA PENGANTAR


Allhamdulillah rabbil alamin, puji syukur penulis haturkan ke-hadirat Allah SWT, dalam merampungkan sebuah amanah yang cukup besar artinya bagi penulis dan insya Allah bagi pembaca. Sholawat serta salam penulis doakan semoga selalu tercurah pada Nabi Muhammad Saw, yang selalu jadi panutan dan teladan bagi penulis dalam berbuat dan bertindak.
Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Asisten Praktikum Biologi Laut, dan juga semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Biologi Laut ini, namun laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Tiada manusia yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembimbing dan pembaca, yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan, untuk masukan penulis, agar lebih baik. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.


                                                                              Pekanbaru,  April 2012

penulis



No comments:

Post a Comment

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laatar Belakang Kualitas air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk pengg...