LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN BIOLOGI
LAUT
JENIS- JENIS ORGANISME
FLORA DAN FAUNA YANG HIDUP DI DAERAH INTERTIDAL PANTAI CEROCOK SUMATERA BARAT
OLEH
DIAN
FITRIA M
1004114392
BUDIDAYA
PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT karena atas karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Biologi Laut. Adapun judul dari
praktikum ini adalah ”Jenis-jenis Organisme Flora dan Fauna yang
Hidup di Daerah Intertidal Pantai Cerocok Sumatera Barat”.
Penulis menyadari penyusunan laporan
ini jauh dari kesempurnaan dan banyak terdapat kekurangan. Karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Harapan
penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Dan tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Pekanbaru, April 2012
Dian Fitria M
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat....................................................................................... 3
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Daerah Intertidal............................................................................................ 4
2.2. Organisme Laut............................................................................................. 4
III. BAHAN DAN METODE
2.1. Waktu dan Tempat........................................................................................ 7
2.2. Bahan dan Alat.............................................................................................. 7
2.3. Metode Praktikum......................................................................................... 7
2.4. Prosedur Praktikum....................................................................................... 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Praktikum............................................................................................. 9
3.2. Pembahasan................................................................................................. 13
V. KESIMPULAN DAN SARAN
2.3. Kesimpulan.................................................................................................. 20
2.4. Saran............................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Alat-alat yang digunakan
dan sampel dalam Praktikum.................................. 22
2. Organisme yang digunakan
selama praktikum................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
Abbot, 1991.Perikanan Laut,Hasmar.Surabaya.42
Halaman.
Nybakken, J.W.1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT.Gramedia. Jakarta .159
halaman.
Odum, E.P. 1971. Fundamental Ecology W. B. Saunders
Company. Philadelphia.
Raharjo, S dan
H.S.Sanusi.1982. Oseanografi Perikanan I.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan.141 halaman.
Rimimohtartao, Kasijian. 2001, Biologi
Laut, Pengetahuantentang biota laut, Djambatan, Jakarta. 540 hal
Samonte
G.PB., dan RF Agbayani. 1992. Pond culture of mud crab ( Scylla serrata ) and
economic analysis.SEAFDEC Asian Akuakultur 14:3-5.
Warner. G. T. 1977. The Biology of Crab. London. 199
p.
I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Biologi laut, yakni ilmu
pengetahuan tentang kehidupan biota laut, berkembang begitu cepat untuk
mengungkap rahasia kehidupan berbagai jenis biota laut yang jumlah jenisnya
luar biasa besarnya dan keanekaragaman jenisnya luar biasa tingginya.Tingginya,
keanekaragaman jenis biota di laut barangkali hanya dapat ditandingi oleh
keanekaragaman jenis biota di hutan hujan tropik di darat. Tidak kurang dari
833 jenis tumbuh-tumbuhan dilaut (alga, lamun dan mangrove), 910 jenis karang
(Coelenterata), 850 jenis spon (Porifera), 2500 jenis kerang dan keong
(Mollusca), 1502 jenis udang dan kepiting (Crustacea), 745 hewan berkulit duri (Echinodermata),
2000 jenis ikan ( Pisces), 148 jenis burung laut (Aves), dan 30 jenis hewan
menyusui (Mammalia), diketahui hidup di laut. Di samping itu tercatat juga
tujuh jenis penyu dan tiga jenis buaya (Reptilia). (Romimohtarto, 2005).
Secara geografi Indonesia
merupakan suatu Negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya alam laut yang
berpotensi untuk dimanfaatkan secara lestari. Sumber daya alam laut tersebut
antara lain terdiri atas berbagai jenis ikan, moluska,dan krustase. Masyarakat
pesisir sejak lama telah memanfaatkan sumber daya alam laut tersebut sebagai
sumber makanan, mineral, obat-obatan, dan energi (Gordon et al 2000).
Lautan di dunia merupakan
kesatuan ekosistem dimana serangkaian komunitas dapat mempengaruhi
faktor-faktor fisik dan kimia air laut di sekelilingnya. Ekosistem yang besar
ini dapat dibagi menjadi daerah-daerah kecil dimana parameter fisika dan kimia
mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap populasi dari daerah tersebut
(Nybakken, 1998).
Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terdiri dari
13.667 pulau besar dan kecil, dengan luas daratannya 2.027.087 km2
(terdiri dari laut teritorial dan laut nusantara). Nyabakken (1992), Ekosistem
Mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas
dari komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon
yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan bertahan
di dalam perairan asin atau laut.
Laut
seperti halnya daratan, dihuni oleh berbagai jenis biota yakni
tumbuhan-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir
seluruh permukaan laut sampai ke dasar laut. Pemanfaatan biota laut yang
semakin hari semakin meningkat dan juga kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) khususnya tentang kehidupan laut dan berbagai jenis biotanya yang
terapung dalam ilmu pengetahuan alam laut yang disebut Biota Laut.
Ekosistem di dasar laut tropis penyusun utamanya adalah
biota laut penghasil kapur seperti kerang batu (Coral), Alga berkapur,
Mollusca, Sponge, Crustacea dan Polyhchaeta yang berasosiasi dengan biota-biota
lain didalamnya seperti jenis ikan karang, Alga,Echinodermata dan Plankton.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan praktikum ini adalah supaya mahasiswa
dapat mengetahui berbagai jenis organisme yang hidup di laut. Selain itu
mahasiswa dapat secara langsung mengamati organisme laut itu sendiri. Dengan
pengamatan dan proses identifikasi.
Manfaat praktikum adalah
untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan praktikan, untuk mendapatkan data
dan informasi mengenai organisme laut terutama yang hidup di daerah panta.
Menurut J. C. Bribbs (1974) zona
interdal atau zona litoral adalah daerah kawasan pantai yang terletak antara
pasang laut tertinggi dan pasang surut terendah.
Litoral adalah daerah yang
terletak diantara daratan dan lautan yang masih dipengaruhi oleh air pasang
yang dikenal sebagai pantai laut (sea shore). Pantai laut ini bentuknya
bermacam-macam. Pada beberapa tempat ada lereng pantainya membentuk landai di
sini terdapat jarak yang besar antara tanda-tanda air pasang tertinggi dan air
pasang terendah. Selain bentuk landai ini ada juga lereng panytainya yang
berbentuk curam. Pada pantai yang demikian tanda-tanda air pasangnya akan
kelihatan saling berdekatan.
Gerakan air dapat menyebabkan perpindahan masa air yang
ditimbulkan oleh kekuatan angin yang melintasi permukaan air dan pasang surut (Nybakken,
1992).
Menurut Raharjo dan Sanusi (1982), pasang surut
merupakan gelombang yang panjang yang
mempunyai periode kurang lebih 12 jam 20 menit dan panjang gelombang kira-kira
setengah dari keliling bumi. Pasang surut
terjadi karena adanya gaya tarik dari
bulan dan matahari terhadap massa
bumi.
Nyabakken (1988) mengatakan
bahwa hewan benthos yang hidup diatas dasar artau berasosiasi di atas dasar
perairan disebut epifaunasedangkan hewan benthos yang hidup di dalam lumpur
pada subsrat yang lunak disebut infauna. Selanjutnya hewan benthos dibedakan
menurut ukuranya, yaitu 1) Mikrofauna (<0.1mm), 2) meiofauna (0.1 – 1.0 mm
) dan
3) makrofauna (> 1.0mm).
Kelas Gastropoda yang lebih dikenal dengan siput atau
keong, artinya binatang berkaki perut, termasuk salah satu diantara tujuh keluarga
Mollusca yang bercangkang tunggal yang banyak
ditemui di zona intertidal maupun subtidal. Gastropoda ini dapat
ditemukan pada hutan bakau dan sekitarnya, di bawah dan dibalik coral,terumbu
karang,di pasir maupun lumpur (Dharma,1988).
Kerang-kerangan (Bivalvia) kebanyakan hidup pada daerah
terumbu karang dan berpasir sehingga ditemukan dalam jumlah yang banyak di
perairan dangkal yang banyak mendapat cahaya matahari sekitar 0-10 m. Tetapi
umumnya kerang-kerangan lebih banyak ditemukan pada kedalam 1-5 m dan ada
beberapa jenis bivalvia yang terletak pada permukaan dasar. Untuk beradaptasi
terhadap substrat atau endapan yang selalu bergerak karena hempasan ombak maka
bivalvia cenderung menggali substrat pada kedalaman tertentu (Nybakken, 1988)
Komunitas fauna bentik terdiri dari lima kelompok, yaitu Mollusca, Polychaeta,
Crustacea, Echinodermata dan kelompok lain yang terdiri dari beberapa takson
kecil Sipunculidae (owak – owak ), Poggnophora dan lain – lain. Berdasarkan
kebiasaan hidupnya, fauna bentik dapat dikelompokkan sebagai in – fauna yaitu
yang hidup didalam sedimen; dan epi – fauna yaitu yang hidup menempel pada daun
– daun/ rumput laut dan diatas dasar laut.
Sedagkan Abbot
(1960) menyatakan gastropoda lebih
bersifat epifauna atau hidup di permukaan substrat, walaupun hewan ini
mempunyai kebiasaan membenamkan diri pada waktu tertentu. Keadaan ini dilakukan
untuk mengatasi diri terhadap substrat yang tidak stabil karena hempasan
gelombang atau ombak serta pada saat terdedah untuk menghindari kekurangan air.
Odum (1971) menyatakan
bahwa perkembangan maksimum dari epifauna dijumpaidi daerah pasang surut,
tetapi dapat juga meluas didaearah yang lebih dalam. Sedangkan infauna mencapai
perkembangan yang maksimum didaerah yang lebih dalam dari epifauna.
Menurut Warner (1977), Kepiting lebih banyak menghuni
daerah pantai atau mangrove. Organisme ini membuat liang ditanah atau
bersembunyi dicelah-celah serta dibawah batu-batuan. Tempat ini terdapat
bermacam-macam pada ukuran beberapa sentimeter sampai beberapa jarak meter,
tergantung pada ukuran habitat dari tiap species.
II.METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah
Biologi Laut ini diadakan pada hari Sabtu, pada tanggal 7 April 2012 mulai
pukul 8.30 (pada waktu surut) sampai selesai. Sedangkan tempat praktikum ini di
adakan adalah di Painan, Sumatera Barat, tepatnya di pantai Painan mengambil
lokasi pada daerah intertidal.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang
digunakan adalah bahan pengawet spesimen
(Formalin 10%), kantong plastik untuk tempat spesimen ( plastik
kapasitas 0,5 kg), buku catatan dan alat tulis,spidol(permanent) untuk label, dan
tangguk.
3.3
Metode Praktikum
Praktikum Biologi Laut ini
menggunakan metode pengumpulan sampel dan pengidentifikasian langsung terhadap
sampel yang telah didapatkan
3.4
Prosedur Praktikum
a.
Sampling Organisme.
Pengambilan sampel dilakukan di daerah
intertidal, setelah sampel diambil dan dikumpulkan ke dalam kantong plastik
yang kemudian dimasukkan formalin untuk diawetkan.
b.
Analisa sampel
1.
Sesampainya di labortorium,
sampel yang diawetkan diambil dari kantong plastic, kemudian dicuci sampai
bersih
2.
Identifikasi sampel yang sudah
dibersihkan dengan buku identifikasi yang diberikan
3.
Buatlah klasifikasinya ( Kelas,
Famili, Genus, dll), morfologi, dan habitat seluruh sampel yang disajikan
III. HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Hasil yang
diperoleh dari praktikum yang dilakukan adalah:
1.
Nassarius vibex
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Neogastropoda
Famili : Nassariidae
Genus : Nassarius
Spesies : vibex
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Neogastropoda
Famili : Nassariidae
Genus : Nassarius
Spesies : vibex
Keterangan
Terdapat pada daerah berpasir
intertidal atau flat lumpur, tetapi Ada juga dapat menemukan siput di perairan
sangat dangkal. Siput suka menghabiskan sebagian besar waktunya terkubur
di bawah pasir atau lumpur dengan hanya "batang" nya (yang sebenarnya
mulut menonjol) membentang di atas substrat. Para Nassa dilengkapi dengan
penciuman yang tajam yang sangat berguna ketika mencari makanan. Shell adalah
runcing dan berbentuk kerucut dengan alur di bagian depan, bagian bawah
shell. Para pewarnaan kulit bervariasi dari spesimen spesimen dan dapat
mencakup nuansa putih, kuning, coklat muda, dan cokelat gelap, dan beberapa
spesimen yang dihiasi dengan strip hitam. Pada spesimen yang paling, shell
fitur baik pegunungan atau benjolan. Dan bentuk mulut nassa ini menyerupai
belalang gajah.
2. Turbo chrysostomus
Klasifikasi
Phylum : moluska
Kelas : gastropoda
Sub kelas : prosobranchia
Ordo : archaeogastropoda
Sub famili : trochidea
Famili : turbinidae
Genus : turbo
Spesies : Turbo chrysostomus
Keterangan
Cangkang Turbo chrysostomus memiliki
ukuan panjang antero-posterior (tinggi) yang lebih besar dari pada lebar,
berwarna coklat muda diselingi jalur berwarna coklat dan hijau dengan spiral
yang berduri. Ukuran cangkang dapat mencapai 6 cm, operculum berwarna
coklat-orange atau hijau tua, sedangkan bibir luar berwarna kuning keemasan.
Organisme ini dapat ditemukan diseluruh pantai yang memili habitat rataan
terumbu karang.
3. Scylla Serrata
Klasifikasi
Phylum :arthropoda
Kelas :crustacea
Subkelas :malacostraca
Superordo :eucarida
Ordo :decapada
Subordo :pleocyemata
Famili :scylladae
Genus :scylla
Spesies :ScyllaSerrata
Kelas :crustacea
Subkelas :malacostraca
Superordo :eucarida
Ordo :decapada
Subordo :pleocyemata
Famili :scylladae
Genus :scylla
Spesies :ScyllaSerrata
Keterangan
Scylla serrata menghuni dasar
berlumpur, rawa-rawa bakau, dan muara sungai
di lingkungan muara (Motoh 1979). Adalah tanaman asli Indo-Pasifik dan telah diperkenalkan ke Florida, Hawaii, dan di tempat lain,
paling sering sengaja dalam upaya
untuk membangun populasi spesies ini secara komersial penting.
Kepiting Bakau mempunyai bentuk karapas oval melebar, cembung pada kedua sisinya. karapas dibagian punggung sébelah atas dipenuhi oleh tonjolan – tonjolan seperti kutil dalam berbagai ukuran, sedangkan pada punggung bagian bawah terdapat tonjolan – tonjolan berbentuk lajur – lajur melintang yang memanjang dengan enam duri di bagian samping belakang( postero- lateral). Kerapas lebih besar dari pada panjangnya sehingga bentuknya menyurupai telur. Panjang karapas sedikit lebih panjang dari setengah lebarnya pada bagian tepi dari karapas bentuknya agak melengkung, dengan lebih kurang terdapat 10 gigi kecil yang tersembunyi da bawah bulu pendek. Di bagian tepi belakang dari karapas pada jenis ini, terdapat bagian yang melebar seperti sayap yang menutupi sabagian besar kaki – kakinya dsan dilengkapi dengn 5 gigi, bergirigi disebelah atas, sedangkan di sébelah bawah tanpa duri atau gigi.
Kepiting Bakau mempunyai bentuk karapas oval melebar, cembung pada kedua sisinya. karapas dibagian punggung sébelah atas dipenuhi oleh tonjolan – tonjolan seperti kutil dalam berbagai ukuran, sedangkan pada punggung bagian bawah terdapat tonjolan – tonjolan berbentuk lajur – lajur melintang yang memanjang dengan enam duri di bagian samping belakang( postero- lateral). Kerapas lebih besar dari pada panjangnya sehingga bentuknya menyurupai telur. Panjang karapas sedikit lebih panjang dari setengah lebarnya pada bagian tepi dari karapas bentuknya agak melengkung, dengan lebih kurang terdapat 10 gigi kecil yang tersembunyi da bawah bulu pendek. Di bagian tepi belakang dari karapas pada jenis ini, terdapat bagian yang melebar seperti sayap yang menutupi sabagian besar kaki – kakinya dsan dilengkapi dengn 5 gigi, bergirigi disebelah atas, sedangkan di sébelah bawah tanpa duri atau gigi.
4. Holothuria
marmonata
Klasifikasi
Phylum :Echinodermata
Class :Thaepicea
Ordo :Phyrosoma
Family :Holothuridae
Genus :Holothuria
Spesies : Holothuria marmonata
Class :Thaepicea
Ordo :Phyrosoma
Family :Holothuridae
Genus :Holothuria
Spesies : Holothuria marmonata
Keterangan
Tubuh memanjang seperti ketimun yang sering disebut timun laut, mulut terdapat diujung dan yang satu lagu anus. Ada kaki tabung di tiga bagian ventral yang digunakan untuk berjalan dan mempunyai alat hisap seperti bintang laut. Tubuh seperti kulit dapat memanjang dan dapat mengkerut, sebagian besar teripang bernafas melalui pohon respirasi, sebuah alat bercabang terdiri dari banyak tabung. Dalam phylum Echinodermata terdapat berbagai kelas diantaranya kelas Crinoidea,kelas Echinodea, kelas Holothurioidae, kelas Ophiuroideayang semuanya berhabitat diair laut yang berpasir halus. Di Indonesia banyak terdapat didaerah Manado, Pulau Bangka, Lampung, Kepulauan seribu dan Indonesia timur. Teripang adalah hewan avertebrata yang memilki bentuk dan jenis beraneka ragam dengan nama daerah yang berbeda-beda hidup dilaut dangkalyang berpasir halus dan ada juga dibatuan karang. Teripang (holothurians) adalah kelompok hewan invertebrata laut dari kelas Holothuroidea (Filum Echinodermata), tersebar luas di lingkungan laut (marine) diseluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di lautan India dan lautan Pasifik Barat. Tidak kurang sekitar 1250 jenis teripang telah didiskripsikan, dibedakan dalam enam bangsa (ordo) yaitu Dendrochirotida, Aspidochirotida, Dactylochirotida, Apodida, Molpadida, dan Elasipoda. Beberapa jenisnya hidup mebenamkan diri dalam pasir dan hanya menampakan tentakelnya. Sedang jenis-jenis teripang komersil biasanya hidup pada substrat pasir, substrat keras, substrat kricak karang dan substrat lumpur. Sekitar 25 jenis teripang berpotensi komersil diidentifikasikan berasal dari perairan karang di Indonesia (Darsono,1995).
Tubuh memanjang seperti ketimun yang sering disebut timun laut, mulut terdapat diujung dan yang satu lagu anus. Ada kaki tabung di tiga bagian ventral yang digunakan untuk berjalan dan mempunyai alat hisap seperti bintang laut. Tubuh seperti kulit dapat memanjang dan dapat mengkerut, sebagian besar teripang bernafas melalui pohon respirasi, sebuah alat bercabang terdiri dari banyak tabung. Dalam phylum Echinodermata terdapat berbagai kelas diantaranya kelas Crinoidea,kelas Echinodea, kelas Holothurioidae, kelas Ophiuroideayang semuanya berhabitat diair laut yang berpasir halus. Di Indonesia banyak terdapat didaerah Manado, Pulau Bangka, Lampung, Kepulauan seribu dan Indonesia timur. Teripang adalah hewan avertebrata yang memilki bentuk dan jenis beraneka ragam dengan nama daerah yang berbeda-beda hidup dilaut dangkalyang berpasir halus dan ada juga dibatuan karang. Teripang (holothurians) adalah kelompok hewan invertebrata laut dari kelas Holothuroidea (Filum Echinodermata), tersebar luas di lingkungan laut (marine) diseluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di lautan India dan lautan Pasifik Barat. Tidak kurang sekitar 1250 jenis teripang telah didiskripsikan, dibedakan dalam enam bangsa (ordo) yaitu Dendrochirotida, Aspidochirotida, Dactylochirotida, Apodida, Molpadida, dan Elasipoda. Beberapa jenisnya hidup mebenamkan diri dalam pasir dan hanya menampakan tentakelnya. Sedang jenis-jenis teripang komersil biasanya hidup pada substrat pasir, substrat keras, substrat kricak karang dan substrat lumpur. Sekitar 25 jenis teripang berpotensi komersil diidentifikasikan berasal dari perairan karang di Indonesia (Darsono,1995).
5. Litorina scabra
Klasifikasi
Kelas :Gastropoda
Ordo :Mesogosteropoda
Famili :Litorinidae
Genus :Litorina
Spesies : Litorina scabra
Ordo :Mesogosteropoda
Famili :Litorinidae
Genus :Litorina
Spesies : Litorina scabra
Keterangan
Pada spesies jenis
Litorina sp memiliki ciri morfologi yaitu warna cangkang ada dua jenis, yaitu
berwarna merah tua dan ada juga yang berwarna kecoklatan, cangkang seperti
kurucut. Spesies ini hidup pada daerah estuaria, pada daerah yang tembus sinar
matahari yang berpasir dan koral yang airnya jernih.
Litorina scabra adalah Gastropoda yang terbanyak ditemukan. Mereka hidup di mintakat air pasang. Hewannya agak kecil dan tahpatzan kekeringan karena dapat menutup rapat cangkangnya dan menggunakan air didalamnya.
Litorina scabra adalah Gastropoda yang terbanyak ditemukan. Mereka hidup di mintakat air pasang. Hewannya agak kecil dan tahpatzan kekeringan karena dapat menutup rapat cangkangnya dan menggunakan air didalamnya.
6. Hoppopus hippopus
Klasifikasi
Filum : Molusca
Kelas : Bivalvia
Order : Veneroida
Keluarga :
Tridacnidae
Genus : Hippopus
Spesies : H. hippopus
Keterangan
Memiliki kulit sangat
tebal dan berat, yang sangat melengkung dan memiliki garis belah ketupat dari
pandangan samping. Memiliki pola shell berbagai, dengan beberapa memiliki
band merah sangat karakteristik pada kulit mereka, yang memberi mereka
penampilan merah dari jauh.Lubang byssal sempit dan menyerupai slot. Tepi
luar lubang byssal memiliki gigi jelas terlihat. H.hippopus hidup di
terumbu karang pada kedalaman tercatat 6 meter. Jenis ini biasanya lebih
memilih bentangan pasir datar perairan pantai pantai dan daerah, yang
berhubungan dengan tempat tidur rumput laut.
7. Sollen Sp
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Molusca
Kelas : Bivalva
Ordo : Veneroida
Family : Solenidae
Genus : Sollen
Spesies : Sollen Sp
Keterangan
Jenis kerang
berbentuk hampir silinder dapat bergerak dengan cepat dan jarang terlihat karena mereka biasanya terkubur dipasir. Mereka
kadang-kadang terlihat diatas tanah di pantai berpasir terganggu dekat daerah padang lamun di pantai utara kita. Mereka di adaptasi untuk menggali dalam-dalam di dasar lembut. Kerang pisau cukur adalah jenis yang kuat dan cepat. Shell dua bagian agak persegi panjang dan silinder tipis, sempit dan halus, yang memungkinkan hewan untuk menyelinap dengan mudah melalui
pasir. Pada salah satuujung shell muncul kaki yang kuat dapat digunakan untuk menggali
cepat ke dalam pasir
basah. Di ujung lain sebuah penyedot panjang menonjol ke permukaan untuk bernapas dan makan. Seperti bivalvia lain, sollen Sp adalah
penyaring makanan.
8. Anadara antiquata
Klasifikasi
Phylum : Mollusca
Kelas : Bivalva
Sub Kelas : Pteriomorphia
Ordo : Arcoida
Sub Famili : Arcacea
Famili : Arcidea
Genus : Anadara
Spesies : Anadara
antiquata
Keterangan
Di dasar laut dengan substrat berlumpur. Bentuknya agak lonjong,
terdiri dari dua belahan yang sama atau simetris. Mempunyai garis pilial pada
cangkang sebelah dalam.
9. Crassostea gigas
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum :
kerang-kerangan
Kelas : bivalva
Orde : ostreoida
Famili : ostreoida
Genus : Crassostea
Spesies : Crassostea
gigas
Keterangan
Shell dari Crassostrea gigas bervariasi dengan lingkungan di mana ia
menempel. Ada besar lipatan radial bulat yang
seringkali sangat kasar dan tajam. Kedua katup dari shell yang sedikit
berbeda dalam ukuran dan bentuk, katup kanan menjadi agak cekung . Warna
Shell adalah variabel, biasanya pucat putih atau putih kecoklatan. Spesimen
dewasa dapat bervariasi dari 80 mm sampai 400 mm. Crassostrea gigas adalah
muara spesies , tetapi juga dapat ditemukan di intertidal dan subtidal zona. Mereka
lebih memilih untuk melampirkan permukaan keras atau berbatu di perairan
dangkal atau terlindung hingga 40m mendalam, tetapi telah dikenal untuk
melampirkan ke daerah berlumpur atau berpasir ketika habitat yang disukai
adalah langka. Para tiram Pasifik juga dapat ditemukan pada cangkang
hewan lain. Larva sering menetap di kulit orang dewasa, dan massa besar tiram bisa tumbuh bersama untuk membentuk tiramkarang. Salinitas
optimum untuk tiram Pasifik adalah antara 20 dan 25 ‰ (bagian per seribu), dan
mereka bisa toleran salinitas setinggi 35 ‰; pada tingkat ini, bagaimanapun,
reproduksi tidak mungkin terjadi. [4] Para
tiram pasifik juga sangat suhu toleran spesies , karena dapat menahan berkisar dari -1,8 sampai 35 ° C.
10. Chiton Sp
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : mollusca
Kelas : Amphineura
Ordo :
Cryptochiton
Family :
Chitonidae
Genus : Chiton
Spesies : Chiton Sp
Keterangan
Habitatdilaut,didaerahpantaisampaikedalamansedangMakanannyarumputlaut
danmikroorganismedaribatukarangBentuk tubuh elips, bagian dorsal dilindungi
delapanlembarankapuryangpipihdantersusunsepertigentingKakiberotot,diantara
kakidanmanteldipermukaanventraladaaluryangdangkaldisebutalurpallial.Bagiankepala
mereduksi,tidak punya mata dan tentakel, dalam mulut punya alat untuk memarut
disebut radula dengan deretan gigi yang banyak
Jantung terletak diposterior, terdiri dua atrium dan satu ventrikel
EkskresidengannefridiaBeberapa Chiton punya titik mata yang kecil mata didalamepidermispadalembaran-lembaranJenis kelamin terpisah, telurnya banyak, fertilisasi eksternal. Chiton hidup di seluruh dunia, dalam air dingin dan di daerah tropis. Kebanyakan dari mereka menghuni zona intertidal atau subtidal dan tidak melampaui zona fotik . Mereka hidup di permukaan keras, seperti pada atau di bawah batu, atau di celah-celah batuan.Beberapa spesies hidup cukup tinggi di zona intertidal dan terpapar udara dan cahaya untuk waktu yang lama. Lainnya tinggal subtidally. Beberapa spesies hidup di air dalam, sedalam 6.000 meter (20.000 kaki). Chiton secara eksklusif dan sepenuhnya laut. Hal ini berbeda dengan bivalvia yang mampu beradaptasi dengan air payau dan air tawar, dan gastropoda yang mampu membuat transisi sukses ke lingkungan air tawar dan darat.
Jantung terletak diposterior, terdiri dua atrium dan satu ventrikel
EkskresidengannefridiaBeberapa Chiton punya titik mata yang kecil mata didalamepidermispadalembaran-lembaranJenis kelamin terpisah, telurnya banyak, fertilisasi eksternal. Chiton hidup di seluruh dunia, dalam air dingin dan di daerah tropis. Kebanyakan dari mereka menghuni zona intertidal atau subtidal dan tidak melampaui zona fotik . Mereka hidup di permukaan keras, seperti pada atau di bawah batu, atau di celah-celah batuan.Beberapa spesies hidup cukup tinggi di zona intertidal dan terpapar udara dan cahaya untuk waktu yang lama. Lainnya tinggal subtidally. Beberapa spesies hidup di air dalam, sedalam 6.000 meter (20.000 kaki). Chiton secara eksklusif dan sepenuhnya laut. Hal ini berbeda dengan bivalvia yang mampu beradaptasi dengan air payau dan air tawar, dan gastropoda yang mampu membuat transisi sukses ke lingkungan air tawar dan darat.
11. Drupa morum
Klasifikasi
Pilum :
Molusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Caenogastropoda
Superfamili : Muricacae
Famili : Muricidae
Genus : Drupa
Spesies : Drupa morum
Kelas : Gastropoda
Ordo : Caenogastropoda
Superfamili : Muricacae
Famili : Muricidae
Genus : Drupa
Spesies : Drupa morum
Keterangan
Cangkang asimetris dan biasanya menggulung
seperti ular memutar kekanan dan mempunyai bungkulanyang berwarna hitam,
cangkang bagian dalam berwarna ungu, hanya memiliki satu buah insang, terdapat
operculum yang terbuat dari zat kapur atau zat tanduk, garis-garis pada
operculum kadang dapat menentukan umur, memiki kaki besar dan lebar untuk
merayap dan mengeruk pasir dengan pergerakan yang cukup lamban. Terdapat pada
daerah pantai berbatu, hidup dengan habitat dilingkungan yang cukup lembab,
berpasir, maupun pada liang-liang yang gelap, banyak dijumpai disepanjang
pantai Pasifik barat dan Samudra Hindia.
4.2.
Pembahasan
Filum Molusca
meliputi keong, tiram, cumi-cumi, gurita, sotong dan sebangsanya. Bentuknya
simetri bilateral, tidak beruas, dan banyak diantara mereka mempunyai cangkang
dari kapur. Tubuh biasanya pendek, terbungkus dalam mantel dorsal tipis yang
mengeluarkan bahan pembentuk cangkang berupa satu, dua atau delapan bagian.
Saluran pencernaan lengkap, sering berbentuk U atau melingkar. Mulut dengan
radula yang mempunyai deretan-deretan gigi kitin kecil melintang. Sistem
sirkulasi mencakup jantung sebelah punggung dengan satu atau dua aurikel atau
rongga atas dan satu ventrikel atau rongga bawah. Pernapasan dilakukan oleh
satu atau banyak insang yang disebut ctenidium. Ekskresi oleh ginjal yang
disebut nefridia, terdiri dari satu atau dua atau hanya satu saja. (Romimohtarto,
2005).
Gastropoda
adalah hewan berukuran relatif besar yang menarik. Pada kelas hewan ini terjadi
reduksi menjadi satu ginjal, beberapa jenis hanya memiliki satu insang.
Cangkang limpet tidak kelihatan mengulir, meskipun pada tingkat larva,
cangkangnya ulir yang kemudian hilang setelah menjadi dewasa.
Filum Echinodermata bentuk simetri meruji hanya terdapat pada dewasa, pada larva, bentuknya simetr bilateral.
Filum Echinodermata bentuk simetri meruji hanya terdapat pada dewasa, pada larva, bentuknya simetr bilateral.
Arthropoda
merupakan kelompok terbesar diantara seluruh dunia hewan. Namanya berasal dari
kakinya yang bersendi. Sifat umum kelas ini mencakup kerangka luar keras dari
kitin, yakni polisakarida majemuk, suatu jenis karbohidrat. Cangkang ini
dihasilkan oleh epidermis dan karena sifatnya yang tak elastis jika mengeras,
ia harus ditanggalkan secara berkala untuk memungkinkan hewan tumbuh. Sifat
umum yang terpenting yang berlaku untuk semua anggota kelompok Arthropoda dan
khas filum ini ini ialah adanya embelan tubuh yang bersendi dan bebas dari bulu
getar. Bentuk tubuhnya simetri bilateral dan tubuhnya terdiri dari ruas-ruas
yang tersusun secara linier berurutan.
Molusca juga
merupakan sebuah grup binatang bertubuh lunak, tanpa tulang belakang
(avertebrata) yang secara khas mempunyai kepala anterior, kaki ventral dan massa
visera dorsal. Massa visera
diselubungi oleh sebuah mantel yang sering mengeluarkan sekresi cangkang
berkapur. Semua molusca dengan pengecualian jenis kerang, mempunyai radula
yaitu organ pencernaan yang unik untuk mengumpulkan makanan. Molusca sangat
beragam dalam bentuk, berkisar antara yang berbentuk cacing, aplacophora sampai
pada yang berbentuk cumi-cumi, gurita (cephalopoda) dan tentang jumlah jenisnya
tercatat paling sedikit 60.000 jenis dari seluruh dunia. Mereka menempati
habitat yang berbeda, terbentang dari laut, melalui sungai dan danau ke darat.
Beberapa jenis molusca adalah anggota dominan di komunitas padang lamun dan
dikonsumsi sebagai makanan oleh manusia.
Ekosistem karang adalah
ekosistem di dasar laut tropis yang penyusun utamanya adalah biota laut
penghasil kapur seperti karang batu atau Coral, Alga berkapur, Molusca, Spongs,
Crustacean dan Polychaeta dengan biota-biota lain yang berasosiasi di dalamnya
seperti beberapa jenis ikan karang, Algae, Echinodermata dan Plankton
(Soedarma,1986).
Dari hasil praktikum yang dilaksanakan organisme yang
hidup di high intertidal zone ternyata ada juga yang hidup di low intertidal,
begitu juga yang di mid ada juga yang terdapat di low intertidal. Perpindahan
organisme dari setiap daerah ini disebabkan oleh arus pasang ynag
menbghanyutkan organisme yang ada sehingga berpindah tempat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Dari praktikum yang telah
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
organisme yang banyak ditemukan di Pantai Painan, Painan, Sumatera
Barat, antara lain dari kelompok kelas
-
Crustacea,
-
Gastropoda,
-
Mollusca, dan
-
Bivalva
Pengamatan yang telah
dilakukan membuktikan bahwa lokasi penelitian yaitu pantai Painan, masih
tergolong daerah yang kondisif untuk tinggal berbagai jenis makhluk laut
terutama dari famili mollusca. Keanekaragaman yang tinggi dari biota yang
ditemukan sekaligus menjadi pertimbangan kita tentang ekosistem seperti apa
yang mampu menjadi pendukung kehidupan makhluk-makhluk laut itu dan
perkembangannya. Dari hasil yang diperoleh pantai Painan juga sangat potensial
untuk dijadikan tempat wisata dan penelitian mahasiswa.
5.2. Saran
Dengan keterbatasan hasil yang diperoleh
maka hasil praktikun ini belum bisa dijadikan referensi akhir mengenai biota
pantai yang dapat di temukan di pantai-pantai Sumatera. Karenanya untuk
memperkaya sampel biota laut ini diperlukan kegiatan serupa yang dilakukan di
pantai lain di daerah Sumatera.
Dan identifikasi biota yang didapatkan sebaiknya di identifikasi langsung dilapangan oleh setiap kelompok praktikum.
Dan identifikasi biota yang didapatkan sebaiknya di identifikasi langsung dilapangan oleh setiap kelompok praktikum.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Alat-alat yang digunakan
dan sampel dalam Praktikum.................................. 14
LAMPIRAN
1. Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum
Alat tulis dan spidol Tangguk
Cawan petri Formalin
Conus taeniotus, Grapsus grapsus
Gibbula divaricata
Viviparus sp
Anadara antiquate,
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah rabbil alamin,
puji syukur penulis haturkan ke-hadirat Allah SWT, dalam merampungkan sebuah
amanah yang cukup besar artinya bagi penulis dan insya Allah bagi pembaca.
Sholawat serta salam penulis doakan semoga selalu tercurah pada Nabi Muhammad
Saw, yang selalu jadi panutan dan teladan bagi penulis dalam berbuat dan
bertindak.
Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Asisten
Praktikum Biologi Laut, dan juga semua pihak yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaikan laporan Biologi Laut ini, namun laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Tiada manusia yang sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembimbing dan pembaca, yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan, untuk masukan penulis, agar lebih baik.
Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru, April 2012
penulis
No comments:
Post a Comment