LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
PENGAMATAN
PERGERAKAN SIRIP-SIRIP IKAN DAN MEKANISME IKAN MENGAMBIL MAKANAN DAN LAJU
MENGHANCURKAN MAKANAN DI DALAM LAMBUNG
OLEH :
DIAN FITRIA M
1004114392
BDP
LABORATORIUM
BIOLOGI PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
RIAU
PEKANBARU
2012
I.
PENDAHULUAN
Fisiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari segala proses yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup,
baik organisme besel tunggal maupun bersel banyak, termasuk interaksi antar
sel, jaringan, organ serta semua komunikasi intercellular, baik energetik maupun
metabolik, Windarti et al (2010).
Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem
respirasi, bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem
saraf, sistem endokrin dan reproduksi.
Tubuh tersusun dari
kumpulan sel membentuk jaringan, dan kumpulan jaringan membentuk satu kesatuan
organ untuk melaksanakan fungsi organ. Organ-organ tubuh akan menyusun suatu
system organ untuk melakukan proses fisiologi tubuh secara normal. Gangguan
terhadap salah satu organ atau sistem organ akan memberikan pengaruh pada
jaringan, organ atau sistem organ yang terkait untuk melokalisasikan melakukan
reaksi adaptif terhadap gangguan tersebut (BBL Lampung, 2000).
Menurut Rahardjo (2000),
ikan adalah makhluk vertebrata yang berdarah dingin, bernapas dengan insang dan
bergerak dengan sirip, yang hidup di perairan. Setiap spesies ikan memiliki
bentuk tubuh dan bagian luar tubuh yang berbeda-beda sehingga ikan dapat
digolongkan dalam beberapa bagian. Namun pada umunya ikan mempunyai pola dasar
yang sama, yaitu “ kepala-badan-ekor”.
Susanto dan Amri (2002)
mengatakan, ikan patin bersifat nocturnal atau melakukan
aktivitas dimalam hari sebagaimana umumnya ikan catfish lainnya. Patin suka bersembunyi di dalam
liang-liang di tepi sungai habitat hidupnya dan termasuk
ikan dasar , hal ini bisa dilihat dari bentuk mulutnya yang agak ke bawah.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun praktikum ini
bertujuan untuk
memperhatikan peranan
sirip-sirip ikan patin
pada saat bergerak dalam mengambil makanan yang terdapat di permukaan, dasar perairan ataupun
makanan yang bergerak. serta
mengetahui mekanisme ikan dalam menghancurkan makanan di lambung.
Sedangkan manfaat dari
praktikum ini adalah dapat mengetahui aktivitas pergerakan dari masing-masing
sirip pada saat kondisi ikan uji melakukan arah pergerakan yang berbeda-beda,
dapat mengetahui cara ikan mengambil makanannya, serta mengetahui kecepatan
kemampuan saluran pencernaan menghancurkan jenis makanan yang dimakannya.
Menurut Kordik (2005),
sistematika ikan patin diklasifikasikan sebagai berikut filum chordata, kelas pisces, sub-kelas teleostei, ordo ostariophysi, sub-ordo siluroidae, famili pangasidae, genus pangasius dan spisies Pangasius djambal.
Djariah (2001) mengemukakan, Ikan patin memiliki warna tubuh putih keperak-perakan dan punggung kebiru-biruan, bentuk
tubuh memanjang, kepala relatif kecil. Ujung
kepala terdapat mulut yang dilengkapi dua pasang sungut pendek.
Susanto dan Amri (2002) menambahkan, pada sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil
yang bergerigi dan besar di sebelah belakangnya.
Sirip ekor membentuk cagak dan bentuknya simetris. Ikan patin tidak mempunyai sisik, sirip dubur relatif
panjang yang terletak di atas lubang dubur terdiri dari
30-33 jari-jari lunak sedangkan sirip perutnya memiliki enam jari-jari lunak. Sirip dada mempunyaii 12-13
jari-jari lunak dan sebuah jari -jari keras yang berubah menjadi senjata yang dikenal
dengan patil. Di bagian permukaan punggung ikan
patin terdapat sirip lemak yang berukuran kecil Sirip
adalah alat yang digunakan sebagai pergerakan pada ikan ketika berada dalam
perairan. Sirip terdapat pada tubuh ikan dibedakan 2 macam yaitu sirip
berpasangan ( sirip dada dan sirip perut) dan sirip tidak berpasangan ( sirip
ekor, sirip anus dan sirip punggung).
Kemampuan sirip melakukan pergerakan
dapat mempengaruhi kecepatan pergerakan tubuh ikan yang dipengaruhi oleh
urat daging bergaris terdapat pada sendi – sendi pangkal sirip ( Windarti et al 2011).
Menurut Djariah (2001),
Ikan patin memerlukan sumber energi yang
berasal
dari makanan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Patin merupakan ikan pemakan segala
(omnivora), tetapi cenderung ke arah karnivora.
Susanto dan Amri (2002)
menjelaskan, di alam makanan utama ikan patin berupa udang renik (crustacea), insekta
dan moluska. Sementara makanan pelengkap ikan patin
berupa rotifera, ikan kecil dan daun-daunan yang ada di perairan. Apabila dipelihara di jala apung, ikan
patin ternyata tidak menolak diberi pakan, sesuai dengan
penelitian Arifin (1993) dalam Cholik et al (2005) yang
menyatakan bahwa
ikan patin sangat tanggap terhadap pakan buatan.
Menurut Arie (2001)
bahwa pakan yang diberikan bertujuan untuk mencapai pertumbuhan dan berat yang
optimal. Selanjutnya ditambahkan oleh Soetomo (2000) bahwa makanan yang cocok untuk
benih ikan adalah makanan yang hidup karena tidak terjadinya pembusukan,
makanan tersebut, misalnya zooplankton, kutu air, artemic, moina, rotifera,
jentik-jentik nyamuk dan juga makanan buatan berupa bubur tepung ikan, kuning
telur dan lain-lain.
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 4
Mei 2012 pukul 08.00- 09.40 WIB di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah ikan uji yaitu ikan patin (Pangasius
djambal) hidup 25 ekor
ukuran 10 – 15 cm, makanan ikan yaitu pelet, Daphnia dan Moina, Tubifex
sp dan udang.
Alat yang digunakan yaitu akuarim untuk tempat mengamati pergerakan sirip
ikan, mistar untuk mengukur ukuran ikan, gunting bedah untuk membedah perut
ikan sehingga bisa kelihatan jenis makanan yang dimakan oleh ikan, nampan untuk
tempat meletakkan ikan yang akan dibedah.
3.3. Metode Praktikum
Metode yang digunakan pada praktikum tersebut yaitu
metode pengamatan langsung terhadap objek praktikum yang telah disediakan
sehingga sanggup didapatkan data yang nyata dan seakurat mungkin melalui
praktikum tersebut.
3.4. Prosedur Praktikum
Tata cara saat praktikum pengamatan pergerakan
siri-sirip ikan adalah sebagai berikut :
1.
Persiapkan
wadah dan isi air dengan secukupnya.
2.
Masukkan
ikan kedalam wadah lalu aklimitasi
terlebih dahulu.
3.
Perhatikan
pergerakan ikan saat ikan berenang ke atas, kebawah, kedepan dan saat ikan diam
lalu catat sirip apa sajayang bergerak.
4.
Perhatikan
pergerakan sirip ikan apa saja yang bergerak saat ikan diberi makanan Tubifex, Daphnia, pelet dan udang.
Tata cara saat praktikum mekanisme ikan mengambil
makanan dan laju menghancurkan makanan di dalam lambung adalah sebagai berikut
:
1.
Persiapkan
wadah dan isi air dengan secukupnya.
2.
Masukkan
ikan mas kedalam tupperware lalu aklimitasi terlebih dahulu.
3.
Ukur
panjang SL dan TL ikan .
4.
Masukkan
makanan ikan ke dalam tupperware, yaitu Tubifex, Daphnia, pelet dan udang.
5.
Setelah
5 menit ikan menyantap makanan,bedah
perutnya, amati dan catat jenis makanan yang terdapat dalam saluran pencernaan.
Ukur panjang saluran pencernaan ikan lalu amati jenis makanan yang terdapat
dalam saluran pencernaan serta amati bentuk makanan tersebut apakah masih utuh,
setengah hancur atau sudah hancur.
6.
Setelah
10 menit ikan menyantap makanan, bedah perutnya, amati dan catat jenis makanan
yang terdapat dalam saluran pencernaan. Ukur panjang saluran pencernaan ikan
lalu amati jenis makanan yang terdapat dalam saluran pencernaan serta amati
bentuk makanan tersebut apaakah masih utuh, setengah hancur atau sudah hancur.
4.1. Hasil
Hasil
dari pengamatan yang telah diamati selama praktikum fisiologi hewan air yang
berjudul pergerakan pada sirip-sirip ikan patin dan mekanisme ikan patin pada
pengambilan makanan dan laju menghancurkan makanan dalam lambung yaitu:
Tabel 1.
Pengamatan sirip
Pergerakan
|
Sirip
|
||||
Pectoral
|
Anal
|
Ventral
|
Dorsal
|
Caudal
|
|
Atas
|
|||||
Bawah
|
|||||
Depan
|
|||||
Belakang
|
|||||
Samping
|
|||||
Diam
|
Tabel 2. Pergerakan ikan terhadap pakan ikan
Makanan
|
Sirip
|
||||
Pectoral
|
Anal
|
Ventral
|
Dorsal
|
Caudal
|
|
Udang
|
|||||
Tubifex Sp
|
|||||
Dapnia
|
|||||
Pelet
|
Tabel 3. Penghancuran makanan pada lambung ikan
Waktu
|
SL
|
Sirip
|
Keterangan
|
TL
|
Bukaan mulut
|
Panjang saluran pencernaan
|
|||||
D
|
T
|
P
|
U
|
kosong
|
Utuh
|
Tidak utuh
|
|
||||
15’
|
55 mm
|
|
|
65 mm
|
5 mm
|
95 mm
|
|||||
56 mm
|
|
68 mm
|
4 mm
|
65 mm
|
|||||||
58 mm
|
|
|
|
|
|
70 mm
|
5 mm
|
80 mm
|
|||
15’’
|
58 mm
|
|
|
|
|
|
|
65 mm
|
6 mm
|
98 mm
|
|
48 mm
|
|
|
55 mm
|
5 mm
|
95 mm
|
||||||
58 mm
|
|
|
68 mm
|
5 mm
|
79 mm
|
||||||
15’’’
|
70 mm
|
|
|
|
|
|
|
|
70 mm
|
10 mm
|
100 mm
|
55 mm
|
|
|
|
|
|
65 mm
|
5 mm
|
80 mm
|
|||
55 mm
|
|
|
|
|
|
58 mm
|
2 mm
|
45 mm
|
4.2. Pembahasan
Sebagian besar spesies
ikan untuk mmendapatkan makanannya dibantu oleh organ penglihatan mata berperan
untuk memantau jenis makanan yang akan dimakan sehingga ikan dapat memilih
ukuran jenis makanan yang sesuai dengan ukuran bukaan mulut. Selain organ penglihatan
tentunya pergerakan ikan juga berhubungan dengan sirip-sirip. Kemampuan
sirip-sirip tersebut membuat pergerakan
sehingga mempengaruhi kecepatan pergerakan tubuh ikan adalah dipengaruhi
oleh urat daging bergaris terdpat pada sendi-sendi pangkal sirip.
Pergerakan sirip ikan setelah diberi makanan pada saat mengambil makanan
yang diatas sirip perut diam dan sirip dada bergerak lebih cepat ketika
mengambil makanan keatas dan kebawah. Pada saat mengambil makanan yang didasar
sirip yang bergerak hanya sirip dada.Untuk proses kimiawi diperlukan berbagai
macam enzim yang dihasilkan oleh kelenjar eksokrin dan beberapa sel yang
terdapat dalam dinding usus. Jadi pencernaan merupakan kombinasi dari proses
mekanis dan kimia.
Sirip berperanan sebagai alat gerak ketika ikan berada dalam perairan.
Masing- masing sirip punya peranan tersendiri dalam melakukan aktivitasnya,
tetapi semua sirip tersebut saling berinteraksi.
Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk
tubuh, kebiasaan makanan dan kebiasaan memakan (katagori ikan) serta umur
(stadia hidup) ikan. Struktur dan fingsi dari bagian-bagian alat pencernaa. 1)
saluran pencernaan yang maliputi mulut, rongga mulut, pharynx, esofagus,
lambung, pylorus, usus, rectum dan anus. 2) kelenjar pencernaa yang meliputi :
hati dan empedu serta pankreas (Affandi, 2002)
Ikan tidak pernah mengunyah/ menghancurkan makanan secara fisik di dalam
rongga mulut, karna ikan tidak memiliki gigi geraham seperti pada mamalia. Oleh
karena itu proses penghancuran makanan berlangsung di dalam lambung. Pada ikan
karnivora, makanan dihancurkan dalam lambung sejati. Pada ikan cyprinidae
makanan dihancurkan dalam lambung palsu, dan pada ikan herbivora/ plankton
feeder makanan dihancurkan di intestinum.
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang
telah dilakukan kita dapat mengetahui bahwa ikan patin bergerak ke atas dengan
menggunakan semua siripnya dan ketika maju, belok, dan ke bawah ikan lele tidak
menggunakan semua siripnya. Ketika ikan patin bergerak, sirip –
siripnyaberinteraksi untuk menuju tempat yang diinginkan.
Ketika diberi pakan berbeda,
maka pergerakan sirip ikan lele untuk mendapatkan makanan juga berbeda, dan
waktu menghancurkan pakan tersebut juga berbeda.
5.2. Saran
Praktikum harap dimulai tepat waktu
agar praktikum selesai pada jam yang sudah ditentukan karena praktikan harus
masuk pada mata kuliah lain selain Fisiologi hewan Air.
Agribisnis
& Aquacultures. 2008. Prospek Usaha Ikan Patin Menjanjikan.
http://citra
karyanusantara.blogspot.com/. (Akses 10 November 2009).
Arie, U. 2001. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Nila
Gift. Penebar Swadaya, Jakarta. 115 hal.
Djariah,
A.S. 2001. Budi Daya Ikan Patin. Kanisius. Yogyakarta. 87 hal.
Fish
blog. 2009. Syarat Hidup dan Kebiasaan Hidup Ikan Patin.http://hobiikan.
blogspot.com/2009/11/syarat-hidup-dan-kebiasaan-hidup-ikan.
(Akses 17 Februari 2010)
Kordik,
M.G.H. 2005. Budidaya Ika Patin, Biologi, Pembenihan dan Pembesaran.
Yayasan Pustaka
Nusantara. Yogyakarta. 170 hal.
Riedie,
K. 2004. Global register of migratory species-from global to regional
scale. Final Report of the R&D-Projekt 808 05 081. Federal Agency for
Nature Conservation, Bonn, Germany. 329 p.
Susanto,
H. 2006. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta. 196
hal
Susanto, H dan Amri, K. 2002. Budi Daya
Ikan Patin. Penebar Swadaya. Jakarta.
90 hal.
Windarti, T. Efrizal, Chaidir Pulungan, Deni Efizon,
Yuliati. 2010. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru.
68 halaman (tidak diterbitkan).
Vidthayanon,
C. 2002. Peat swamp fishes of Thailand. Office of Environmental Policy and
Planning, Bangkok, Thailand, 136 p.
L A M P I R
A N
Lampiran 1. Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Praktikum
Nampan Pensil Pensil Penghapus
Gunting bedah Stopwatch Penggaris
Wadah Serbet
No comments:
Post a Comment