I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Limnologi merupakan sintesis yang menggambarkan banyak disiplin ilmu yang memberikan sumbangan bagi peneliti. Sehubungan dengan ini Limnologi mirip dengan Oseanografi bukan Biologi dan Informasinya dapat ditentukan beberapa rujukan yang bernilai dikatalogkan pada perpustakaan (Sihotang, 2010).
Limnologi secara umum membahas aspek-aspek yang mempengaruhi perairan, khususnya yang ada di darat atau disebut juga perairan air tawar. Termasuk di dalamnya beberapa parameter fisika, kimia,dan biologi. Parameter fisika meliputi: kecepatan arus, debit air, suhu, kecerahan, dan kedalaman. Parameter kimia meliputi: oksigen terlarut, karbondioksida, alkalinitas, pH, dan kesadahan. Parameter biologi meliputi: produktivitas perairan dan plankton. Salah satu spesifikasi dari limnologi itu sendiri, yaitu Manajemen Kualitas Air. Kita di sini dipelajari bagaimana cara memanajemen air agar mempunyai kualitas yang baik untuk organisme atau kultivan yang dibudidayakan, baik air yang berada di tempat budidaya maupun yang berasal dari sumber air yang dialirkan sampai ke tempat budidaya. Dengan itu semua diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas kultivan tersebut (Nybakken, 1998).
Air merupakan bagian yang sangat penting bagi kelangsungan hidup organisme, jika dikaitkan dengan habitat perairan, maka air merupakan media perantara keluar maupun kedalam habitat itu. (Odum, 1971).
Zonneveld et al (1991) mengemukakan bahwa kualitas air mempengaruhi seluruh komunitas perairan (bakteri, tanaman, ikan, zoopankton dan sebagainya).
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan diadakannya praktikum Parameter Biologi ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis benthos (fitobenthos dan zoobenthos), untuk menghitung kepadatan dari masing-masing jenis fitobenthos dan zoobenthos, untuk menghitung lebih lanjut mengenai beberapa indeks yang biasa dipakai untuk mendeskripsikan mutu perairan secara cepat, dan agar mahasiswa mampu mengambil sample secara benar di perairan umum.
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu setiap mahasiswa dapat mengetahui keberadaan benthos (fitobenthos dan zoobenthos) di perairan umum khususnya waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru, lalu dapat mengetahui penyebaran benthos dan mengetahui teknik pengambilan sample.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Limnologi merupakan salah satu cabang ilmu perairan yang mempelajari proses-proses dan kekuatan-kekuatan yang menjaga integritas perairan serta hubungan antara air, tanah dan organisme yang ada di dalam badan perairan. Limnologi juga merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal tentang perairan daratan, yang mencakup pengetahuan tentang faktor-faktor abiotik dan biotik (semua organisme yang hidup didalamnya) serta interaksi yang terjadi diantaranya. Perairan daratan dalam hal ini adalah suatu badan air yang ada di daratan, sungai, atau bahkan estuari. Air tawar merupakan persenyawaan yang bersifat sebagai pelarut universal, dan didalamnya selalu terdapat unsur-unsur terlarut serta senyawa lainnya (Soedarsono dan Suminto, 1989).
Benthos adalah organisme (nabati/fitobenthos atau hewani/zoobenthos) yang tinggal di dalam dan atau di atas sedimen di dasar suatu perairan. (Penuntun praktikum ekoper 2006)
Menurut Hehanusa (2001) Bentos adalah organisme yang hidup di permukaan atau di dalam sedimen dasar di suatu badan air.
Montagna (1989) menyatakan bahwa dalam ekosistem perairan, makrozoobenthos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga plantonik sampai konsumen tingkat tinggi.
Komponen biotik dapat memberikan gambaran mengenai kondisi fisika, kimia dan biologi dari suatu perairan. Salah satu biota yang digunakan sebagai parameter biologi dalam menentukan kondisi suatu perairan adalah hewan makrozoobenthos. (Odum, 1993)
(Darvelle and harrel) dalam (Bako, 1988) menjelaskan bahwa bentos dapat dipergunakan untuk menguji kestabilan suatu perairan, disebabkan bentos memiliki sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki organisme lainnya seperti siklus hidup yang panjang, pergerakannya terbatas, menempati beberapa posisi dalam rantai makanan, serta memiliki kemampuan beradaptasi yang ekstrim terhadap perubahan suatu lingkungan.
Makrophyta merupakan tanaman air yang tumbuh di dalam atau dekat air baik muncul dipermukaan, sebagianterendam, ataumengambang. Di danau macrophyta memberikanperlindungan bagi ikandan substratuntuk invertebrata air, menghasilkanoksigen,danbertindak sebagai makanan untuk beberapa ikan dan satwa liar. Makrophyta bereproduksi secara vegetatif dan stolen. Makrophyta dapat bertahan hidup dengan lama serta tumbuh dengan baik untuk berbagai lahan basah dengan jenis limbah tertentu. Pertumbuhannya cepat_peningkatan berat jenis yang besar yaitu lebih dari 60 kg/m2 serta pertambahan ukuran menjadi 60 cm/bulan (Malik, 2007).
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakasanakan pada hari Rabu tanggal 23 November 2011 pada pukul 10.00 WIB di Laboratorium Limnologi dan mengambil data di Waduk Faperika Universitas Riau.
3.2. Bahan dan alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah formalin, kantong plastik, label, Petersen dredge, mikroskop stereo, pinset, sendok plastik, petri disk, dan saringan.
3.3. Metode Praktek
Metode yang digunakan dalam praktikum Limnologi yang berjudul benthos adalah pengamatan secara langsung ke lapangan, yang tetap berpedoman kepada buku penuntun dan didukung dengan beberapa literatur tertentu dimana objek yang diamati adalah organisme benthos dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cara mengamati secara langsung di Laboratorium Limnologi.
3.4. Prosedur Praktikum
Prosedur yang dilakukan pada praktikum benthos ini adalah pada titik sampling yang telah ditentukan, sejumlah sampel benthos dari dasar perairan diambil dengan menggunakan Petersen dredge. Sampel yang bercampur dengan endapan dasar kemudian dimasukkan ke dalam saringan lalu dibersihkan dengan cara memutar saringan pada permukaan air di perairan. Setelah sebagian besar endapan lumpur terbuang, sampel pada saringan dipindahkan kedalam kantong plastik yang telah diberi label sesuai dengan titik sampling dimana sampel diambil. Semua sampel diawetkan dengan formalin dan dibawa ke laboratorium limnologi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari pengamatan dilapangan maka diperoleh data mengenai jenis bentos dan tumbuhan air yang ditemukan selama praktikum sebagai berikut :
Table 1. Jenis-jenis zoobenthos yang ditemukan
No | Jenis benthos | Gambar | Keterangan |
1. | Helacus bisculata | | Berada di dasar perairan |
2. | Pyramidella Sp | | Berada di dasar perairan |
Table 2. Jenis-jenis tumbuhan air yang ditemukan
No | Jenis benthos | Gambar | keterangan |
1. | Sarracenia purpurea | | Tumbuhan air yang mencuat |
2. | Lysimachia thyrosiflora | | Tumbuhan air yang mencuat |
3. | Nymphacea Sp | | Tumbuhan air yang mengapung |
4 | Salvinia Sp | | Tumbuhan air yang tenggelam |
5 | Vaccinium oxycoccus | | Tumbuhan air yang tenggelam |
6 | Chara Sp | | Tumbuhan air yang tenggelam |
7. | Galux maritima | | Tumbuhan air yang tenggelam |
4.2. Pembahasan
Benthos selalu terdapat dalam suatu group yang mempunyai sifat-sifat yang khas yang lebih dikenal sebagai komunitas yang berhubungan dengan kondisi lingkungan hidup yang spesifik. Komunitas ini biasanya didominasi oleh satu atau dua jenis hewan yang disertai oleh organisme yang bersifat sub dominant. Pada Helacus bisculata dan Pyramidella Sp menempati habitat yang terdapat pada dasar perairan.
Pada tumbuhan air yang ditemukan tersebut mempunyai sifat yang berbeda-beda yaitu tumbuhan air yang mencuat, tumbuhan air yang mengapung dan tumbuhan air yang tenggelam. Tumbuhan air yang ditemukan adalah Salvinia Sp, Vaccinium oxycoccus, Chara Sp dan Galux maritime. Sedangkan tumbuhan air yang mencuat adalah Sarracenia purpurea dan Lysimachia thyrosiflora. Bagian tumbuhan air yang mengapung adalah Nymphacea Sp.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Benthos adalah organisme yang hidup di bahagian dasar perairan dan menetap di sana. Berdasarkan ukurannya, benthos diklasifikasikan menjadi tiga, yakni Microfauna, Meiofauna, dan Macrofauna.
Benthos selalu terdapat dalam suatu group yang mempunyai sifat-sifat yang khas yang lebih dikenal sebagai komunitas yang berhubungan dengan kondisi lingkungan hidup yang spesifik. Komunitas ini biasanya didominasi oleh satu atau dua jenis hewan yang disertai oleh organisme yang bersifat sub dominant.
5.2. Saran
Agar praktikum ini dapat berjalan dengan lancar maka alat yang digunakan hendaknya dilengkapi agar tidak saling pinjam dan para praktikan mengerti dengan alat yang digunakan selama praktikum. Kemudian setiap praktikan diharapkan serius dalam pengambilan data.
DAFTAR PUSTAKA
Adriman, 2006. Penuntun pratikum ekologi perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Akmal, E. 1996. Dinamika Populasi Zoocladocera Sehubungan Dengan Beberapa Parameter Kualitas Air di Danau Baru Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru. 78 hal (tidak diterbitkan)
Arinardi, O. H., Trimaningsih dan Suirdjo. 1994. Pengantar Tentang Plankton Serta Kisaran Kelimpahan dan Plankton Predominan di Sekitar Pulau Jawa dan Bali. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. UPI-Jakarta. 108 hal.
Bako, R. R. M. 1988. Keadaan Makrozoobenthos di Situ Rawa Kalong Desa Curug Kecamatan Cimanggis Kabupaten Bogor. Karya Ilmiah. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 49 hal (tidak diterbitkan)
Emilawati. 2001. Kualitas Perairan dan Struktur Komunitas Fitoplankton. Faperika UNRI (tidak diterbitkan).
Hehanussa, P dan Hariyani S. 2001. Kamus Limnologi Perairan Darat. IHP UNESCO
Montagna., P. J. E. Bauer, D. Hardin and R. B., Spies.1989. Vertical Distribution of Microbial and Meiofaunal Populations in Sediments of Natural Coostal Hydrocarbon Seep. Journal of Marine Science
Nybakken, J. W. 1992 . Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan oleh M. Eidman, Koesoebiono, D.G.Bengen, M. Hutomo dan S. Soekardjo. Gramedia. 459 hal.
Odum, E.P. 1971. Fundamental Ecology W. B. Saunders Company. Philadelphia.
Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Ahli Bahasa : Samingan, T.Gadjahmada University Press. Yogyakarta.
Presiden Republik Indonesia. 2004. UU No. 7 tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air. Sekretaris Negara RI. Jakarta.
Sachlan, M., 1980 Planktonologi. Diktat Pekuliahan Planktonologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 135 hal (tidak diterbitkan).
Zonneveld, N, E, A. Huisman dan J. H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
No comments:
Post a Comment