Thursday 26 September 2013

BAHAN HEWANI DAN NABATI PAKAN IKAN


TUGAS ANALISA FORMULASI PAKAN
“ BAHAN PAKAN IKAN”

Oleh :
DIAN FITRIA M
1004114392




JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
2013

Bahan-Bahan Nabati Untuk Pembuatan Pakan Ikan

1.                  Bungkil Kacang Tanah
Merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang atau olahan lainnya. Kualitas bungkil kacang tanah ini tergantung pada proses pengolahan kacang tanah menjadi minyak. Disamping itu, proses pemanasan selama pengolahan berlangsung, juga menentukan kualitas bungkil ini, selain dari kualitas tanah, pengolahan tanah dan varietas kacang itu sendiri.
Kandungan nutrisi bungkil kacang tanah :
  • Bahan kering : 91,5 %
  • Protein kasar : 47,0 %
  • Lemak kasar : 1,2 %
  • Serat kasar : 13,1 %
  • Energi metabolis : 2200 Kal/kg
Kadar metionin, triptofan, treonin dan lysin bungkil kacang tanah juga mudah tercemar oleh jamur beracun Aspergillus flavus.
2.                  Tepung Biji Karet
Biji karet terdiri atas kulit luar yang keras dan intinya banyak mengandung minyak. Kandungan protein tepung biji karet mencapai 27% dan lemak 32%. Namun biji karet memiliki zat antinutrisi asam sianida sehingga perlu dilakukan perendaman air 24 jam atau perebusan untuk menghilangkannya.

3.                  Tepung Daun Singkong
Kandungan protein tepung daun singkong berkisar 25 - 28 %, lemak 7 – 13 %; serat kasar 12 – 17 %; kalsium 1,3 - 1,4 %; fosfor 0,3 %; lysin 2 %; methionin 0,4 %; dan threonin 3 %. Kandungan nutrisi dari tepung daun singkong ini setara dengan bahan baku alternatif sumber protein lainnya seperti DDGS (Dried Distillers Grains with Solubles/hasil ikutan produksi ethanol), tepung daun lamtoro, dan lain-lain.  kandungan lysin-nya mendekati lysin pada bungkil kedelai. Tentang teknis pembuatan tepung daun singkong : pertama, daun singkong yang tidak terlalu muda di-copper/cacah, lalu dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 2 - 3 hari. Setelah daun singkong kering, kemudian digiling dengan mesin penggiling.
4.                  Jagung kuning
Selain jagung kuning, masih ada 2 warna lagi, pada jagung (Zea mays), yaitu jagung putih dan jagung merah. Diantara ketiga warna itu, jagung merah dan jagung putih jarang terlihat di Indonesia. Jagung kuning merupakan bahan baku ternah dan ikan yang populer digunakan di Indonesia dan di beberapa negara. Jagung kuning digunakan sebagai bahan baku penghasil energi, tetapi bukan sebagai bahan sumber protein, karena kadar protein yang rendah (8,9%), bahkan defisien terhadap asam amino penting, terutama lysin dan triptofan.
Kandungan nutrisi jagung :
  • Bahan kering : 75 – 90 %
  • Serat kasar : 2,0 %
  • Protein kasar : 8,9 %
  • Lemak kasar : 3,5 %
  • Energi gross : 3918 Kkal/kg
  • Niacin : 26,3 mg/kg
  • TDN : 82 %
  • Calcium : 0,02 %
  • Fosfor : 3000 IU/kg
  • Asam Pantotenat : 3,9 mg/kg
  • Riboflavin : 1,3 mg/kg
  • Tiamin : 3,6 mg/kg
Sebagai sumber energi yang rendah serat kasarnya, sumber Xantophyll, dan asam lemak yang baik, jagung kuning tidak diragukan lagi. Asam linoleat jagung kuning sebesar 1,6%, tertinggi diantara kelompok biji-bijian.
5.                  Dedak halus
Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi manusia, sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya. Dedak mengandung bagian luar beras yang tidak terbawa, tetapi tercampur pula dengan bagian penutup beras itu. Hal ini mempengaruhi tinggi-rendahnya kandungan serat kasar dedak.
Kandungan nutrisi dedak :
  • Bahan kering : 91,0 %
  • Protein kasar : 13,5 %
  • Lemak kasar : 0,6 %
  • Serat kasar : 13.0 %
  • Energi metabolis : 1890,0 kal/kg
  • Calcium : 0,1 %
  • Total Fosfor : 1,7 %
  • Asam Pantotenat : 22,0 mg/kg
  • Riboflavin : 3,0 mg/kg
  • Tiamin : 22,8 mg/kg
Kandungan serat kasar dedak 13,6%, atau 6 kali lebih besar dari pada jagung kuning, merupakan pembatas, sehingga dedak tidak dapat digunakan berlebihan. Kandungan asam amino dedak, walaupun lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan ikan, demikian pula dengan vitamin dan mineralnya.

6.                  Bungkil Kacang Kedelai
Selain sebagai bahan pembuat tempe dan tahu, kacang kedele mentah mengandung “penghambat trypsin” yang harus dihilangkan oleh pemanasan atau metoda lain, sedangkan bungkil kacang kedelai, merupakan limbah dari proses pembuatan minyak kedelai.
Kandungan nutrisi bungkil kacang kedelai : Protein kasar : 42 – 50 %, Energi metabolis : 2825 - 2890 Kkal/kg dan Serat kasar : 6 %. yang menjadi faktor pembatas pada penggunaan kedelai ini adalah asam amino metionin.

7.                  Tepung Daun Ubi Kayu
Tepung daun ubi kayu yang dikeringkan dengan sinar matahari mengandung protein 27,56 % dan lemak 10,25 %. Daun singkong perlu direndam air selama 6 jam, kemudian direndam air panas 3 menit sebelum dikeringkan atau digunakan sebagai pakan.

8.                  Dedak Gandum
Bahan: hasil samping perusahaan tepung terigu. Tepung yang paling baik untuk pakan ikan adalah “wheat pollard” denganKandungan gizi : Protein : 11,99%, Lemak : 1,48 %, Karbohidrat : 64,75 %, Abu : 0,64 % , Serat kasar : 3,75, air :  % dan nilai ubah : 2-3.
9.                  Cantel/Sorgum
Berwarna merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan. Mempunyai zat anin yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin/penyosohan yang lebih baik.Kandungan gizi : Protein : 13,0%, Lemak : 2,05 %, Karbohidra : 47,85 % , abu : 12,6 %, Serat kasa : 13,5%, Air : 10,64% dan Nilai ubah : 2-5.

10.              Minyak Nabati

Penggunaan minyak diperlukan pada pembuatan pakan ikan yang membutuhkan pasokan energi tinggi, yang hanya dapat diperoleh dari minyak. Minyak nabati yang digunakan hendaknya minyak nabati yang baik, tidak mudah tengik dan tidak mudah rusak. Penggunaan minyak nabati yang biasanya berasal dari kelapa atau sawit pada umumnya berkisar antara 2 – 6 %.
11.               Hijauan
Sebagai bahan campuran pakan, kini hijauan mulai dilirik kembali, karena ternyata sampai batasan tertentu hijauan dengan protein tinggi dapat mensubstitusi tepung ikan. Hijauan yang dimaksud antara lain azola, turi dan daun talas, yang bila akan digunakan harus diolah terlebih dahulu, yakni pengeringan (oven atau panas matahari) tapi tidak boleh merusak warna, lalu penggilingan dan pengayakan.
12.              Ampas Tahu
Banyaknya  yang diteliti (Food Weight) = 100 gr.
Bagian yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %.
Jumlah Kandungan Energi  = 414 kkal.
Jumlah Kandungan Protein  = 26,6 gr.
Jumlah Kandungan Lemak  = 18,3 gr.
Jumlah Kandungan Karbohidrat  = 41,3 gr.
Jumlah Kandungan Kalsium  = 19 mg.
Jumlah Kandungan Fosfor  = 29 mg.
Jumlah Kandungan Zat Besi  = 4 mg.
Jumlah Kandungan Vitamin A  = 0 IU.
Jumlah Kandungan Vitamin B1  = 0,2 mg.
Jumlah Kandungan Vitamin C  = 0 mg.
Pembuatan tahu terdiri dari dua tahapan:
1.      Pembuatan susu kedelai
2.      Penggumpalan rotein dari susu kedelai sehingga selanjutnya tahu dicetak menurut bentuk yang diinginkan.
Ampas tahu yang juga berasal dari kedelai dimana kedelai merupakan salah satu sumber protein dan lemak yang baik, masih mengandung sejumlah protein dan nutrisi lainnya. Ampas tahu memiliki kandungan protein kasar 21% dan lemak kasar 10,49%.

13.              Tepung Terigu
Berasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perekat. Kandungan gizi : Protein : 8,9%; Lemak : 1,3%; Karbohidrat : 77,3%; Abu : 0,06% dan Air : 13,25%.

14.              Tepung Kedele
Keuntungan : mengandung lisin asam amino essensial yang paling essensial dan aromamakanan lebih sedap, penggunaannya ± 10%. Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin,dapat dikendalikandengan cara memasak. Kandungan gizi : Protein : 39,6%, Lemak : 14,3%, Karbohidrat : 29,5%, Abu : 5,4%, Serat : 2,8%, Air : 8,4% dan Nilai ubah : 3-5.

15.              Tepung Bungkil Kacang Tanah
Bungkil kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang.Kelemahannya: dapat menyebabkan penyakit kurang vitamin, dengan gejala sirip tidaknormal dan dapat dicegah dengan membatasi penggunaannya. Kandungan gizi : Protein : 47,9%, Lemak :10,9%, Karbohidrat : 25,0%, Abu : 4,8%, Serat kasar : 3,6%,Air : 7,8% dan Nilai ubah : 2,7-4.

16.              Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahanramuan dapat dipakai sampai 20%.Kandungan gizi :Protein : 17,09%,Lemak : 9,44%,Karbohidrat : 23,77%,Abu : 5,92%,Serat kasar : 30,4%,Air : 13,35%.
17.              Biji Kapuk/Randu
Bahan: bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya. Kelemahannya: Mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat bius. Penggunaannya <5%. Kandungan gizinya : Protein : 27,4%, Lemak : 5,6%, Karbohidrat : 18,6%, Abu : 7,3%,Serat kasa : 25,3% dan Air : 6,1 %.

18.              Biji Kapas
Bahan: bungkil dari pembuatan minyak. Kelemahannya: mengandung zat gosipol yang bersifat sebagai racun, yaitu merusak hati dan perdarahan/pembengkakan jaringantubuh. Untuk penggunaannya harus dimasak dulu. Kandungan gizi: Protein : 19,4%, Lemak : 19,5%, Asam lemak linoleat : 47,8%, Asam lemak palmitat : 23,4%, Asam lemak oleat : 22,9%.

19.              Tepung Daun Turi
Kelemahannya: mengandung senyawa beracun : asam biru (HCN), lusein, dan alkoloid-alkoloid Lainnya.Kandungan gizinya : Protein : 27,54%, Lemak : 4,73%, Karbohidrat : 21,30%, Abu : 20,45%, Serat kasar : 14,01% dan Air : 11,97 %.

20.              Tepung Daun Lamtoro
Kelemahannya: mengandung mimosin, dalam pemakaiannya < 5% saja.Kandungan gizinya : Protein : 36,82%, Lemak : 5,4%, Karbohidrat : 16,08%, Abu : 1,31%, Serat kasar : 18,14%, Air : 8,8%.
21.              Tepung Daun Ketela Pohon
Kelemahannya: racun HCN/asam biru.
Kandungan gizi: protein : 34,21 %, Lemak : 4,6%, Karbohidrat : 14,69% dan Air : 0,12

Bahan-Bahan Hewani Untuk Pembuatan Pakan Ikan

1.                  Tepung Anak Ayam
Bahan: anak ayam jantan dari perusahaan pembibitan ayam petelur.
Cara pembuatan: Anak-anak ayam dimatikan secara masal, bulu-bulunya dibakar dengan lampu semprot. Kemudian direbus sampai kaku (setengah masak), Diangin-anginkan sampai kering dan digiling beberapa kali sampai halus. Hasil gilingan yang masih basah disebut pasta dan dapat langsung digunakan dn Pasta dapat dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
Kandungan gizinya: Protein : 1,65%, Lemak : 7,30%, Abu : 2,34%, Air : 8,80% dan Nilai ubah : 5-8. Serta mengandung hormon, enzim, vitamin, dan mineral yang dapat merangsang nafsu makan dan pertumbuhan.
2.                  Tepung Kepompong Ulat Sutra
Bahan: kepompong ulat sutra yang merupakan limbah industri pemintalan benang sutra alam. Kandungan gizinya: Protein : 46,74%, Lemak : 29,75%, Abu : 4,86%, Serat : 8,89%, Air : 9,76% dan Nilai ubah : 1,8.
3.                  Ampas Minyak Hati Ikan
Bahan: ampas hati ikan yang telah diperas minyaknya.
Cara pembuatannya: Digunakan sebagai pasta, karena kandungan lemaknya tinggi, sehingga sukar dikeringkan lalu Digiling halus sampai bentuknya seperti pellet.
Kandungan gizinya: Protein : 25,08%, Lemak : 56,75%, Abu : 6,60%, Air : 12,06% dan Nilai ubah : 8.
4.                  Tepung Ikan
Bahan baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah (tidak bernilai ekonomis) yang berkadar lemak rendah dan sisa-sisa hasil pengolahan. Ikan difermentasikan menjadi bekasem untuk meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu makan ikan. Lama penyimpanan < 11-12 bulan, bila lebih dapat ditumbuhi cendawan atau bakteri, serta dapat menurunkan kandungan lisin yang merupakan asam amino essensial yang paling essensial sampai 8%.
Kandungan gizi sebagai berikut: Protein : 22,65%, Lemak : 15,38%, Abu : 26,65%, Serat : 1,80%, Air : 10,72% dan Nilai ubah : 1,5-3. Cara pembuatannya: Ikan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas. Air perasan ditampung untuk dibuat petis/diambil minyaknya. Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.
5.                  Tepung Rebon dan Benawa
Rebon adalah sejenis udang kecil yang merupakan bahan baku pembuatan terasi. Benawa adalah anak kepiting laut. Rebon dan Benawa muncul pada awal musim hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni benda yang terapung. Cara pembuatan: Bahan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas. Lalu Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung. Kandungan gizi: Protein: Udang rebon : 59,4% (udang rebon), 23,38% (benawa); Lemak : 3,6% (Udang rebon), 25,33% (Benawa); Karbohidrat : 3,2% (Udang rebon), 0,06% (benawa); Abu : 11,41% (Benawa); Serat : 11,82% (Benawa); Air : 21,6% (Udang rebon); 5,43% Benawa dan Nilai ubah Benawa : 4-6


6.                  Tepung Kepala Udang
Bahan yang digunakan adalah kepala udang, limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor. Cara pembuatannya:
· Bahan direbus, dijemur sampai kering dan digiling;
· Tepung diayak untuk membuang bagian-bagian yang kasar dan banyak mengandung kitin. Kandungan gizinya: Protein : 53,74%; Lemak : 6,65%; Karbohidrat : 0%; Abu : 7,72%; Serat kasar : 14,61% dan Air : 17,28%.
7.                  Tepung Darah
Bahan: darah, limbah dari rumah pemotongan ternak.
Cara pembuatannya: darah beku yang masih mentah dimasak dan dikeringkan, kemudian digiling menjadi tepung. Kandungan gizinya: Protein : 71,45%, Lemak : 0,42%, Karbohidrat : 13,12%, Abu : 5,45%, Serat : 7,95% dan Air : 5,19. Proteinnya sukar dicerna, sehingga penggunaannya untuk ikan < 3% dan untuk udang < 5%. Untuk darah dianjurkan penggunaannya tidak lebih dari 10% pakan, karena tidak semua protein dalam darah dapat dicerna oleh ikan. Darah dimasak terlebih dahulu hingga mendidih dan membeku, setelah itu dikeringkan atau dapat langsung digunakan sebagai bahan pakan.
8.                  Arang Bulu Ayam dan Tepung Tulang
Bahan: arang bulu ayam, tulang ternak.
Cara pembuatan: Tulang dipotong sepanjang 5-10 cm, direbus selama 2-4 jam dengan suhu 100 derajat C, kemudian dihancurkan hingga menjadi serpihan-serpihan sepanjang 1-3 cm. Serpihan tulang direndam dalam air kapur 10% selama 4-5 minggu dan dicuci dengan air tawar. Pemisahan selatin dengan jalan pemanasan 3 tahap, yaitu pada suhu 60 derajat C selama 4 jam, suhu 70 derajat C selama 4 jam, dan 100 derajat C selama 5 jam. Pemrosesan selatin. Tulang dikeringkan pada suhu 100 derajat C, sampai kadar airnya tinggal 5% dan digiling hingga menjadi tepung. Pengemasan dan penyimpanan. Kandungan gizinya: Protein : 25,54%, Lemak : 3,80%, Abu : 61,60%, Serat : 1,80% dan Air : 5,52%.
9.                  Telur Ayam dan Itik 
Bahan: telur mentah atau telur rebus.Penggunaan: Telur mentah langsung dicampur dengan bahan lain. Telur rebus, diambil kuningnya, dihaluskan dan dilarutkan sampai membentuk emulsi ataususpensi. Kandungan gizinya : Protein : 12,8%, Lemak : 11,5%, Karbohidrat : 0,7% dan Air : 74%.

10.               Tepung Bekicot
Bahan: daging bekicot mentah dan daging bekicot rebus. Cara pembuatan: Daging bekicot dikeringkan lalu digiling. Untuk campuran makanan sebesar 5-15%. Kandungan gizi: Protein : 54,29%, Lemak : 4,18%, Karbohidrat : 30,45%, Abu : 4,07%, Kapur : 8,3%, Fosfor : 20,3% dan Air : 7,01.
11.              Tepung Cacing Tanah
Dapat menggantikan tepung ikan, dapat diternak secara masal. Jumlah penggunaan dalam ramuan 10-25%. Cara pembuatan: Cacing dikeringkan lalu digiling. Kandungan proteinnya 72% dan mudah diserap dinding usus. L. Tepung Artemia Dapat menggantikan tepung ikan/kepala udang. Kandungan protein (asam amino essensial) untuk burayak 42% dan dewasa 60%, sedangkan asam lemak tak jenuh untuk burayak 20% dan dewasa 10%. Daya cernanya tinggi. M. Telur Ayam dan Itik.
Bahan: telur mentah atau telur rebus. Penggunaan: Telur mentah langsung dikopyok dan dicampur dengan bahan lain. Telur rebus, diambil kuningnya, dihaluskan dan dilarutkan sampai membentuk emulsi atau suspensi. Kandungan gizinya: Protein : 12,8%, Lemak : 11,5%, Karbohidrat : 0,7% dan Air : 74%.

12.              Susu
Bahan: tepung susu tak berlemak (skim). Kandungan gizi: Protein : 35,6%, Lemak : 1,0%, Karbohidrat : 52,0% dan Air : 3,5%
13.              Silase Ikan
Silase adalah hasil olahan cair dari bahan baku asal ikan/limbahnya.Bahan: ikan rucah dan limbah pengolahan.
Cara pembuatan :
1.Bahan dicuci, dicincang kecil-kecil, kemudian digiling.Hasil gilingan direnda dalam larutan asam formiat 3% 24 jam, kemudian diperas.
2.Air perasan ditampung dan lapisan minyak yang mengapung dilapisan atasdisingkirkan. Cairan yang bebas minyak dicampur  dengan ampas dan ditambahasam propionat 1%, untuk mencegah tumbuhnya bakteri/cendawan dan menambahdaya awet ± 3 bulan dengan pH ± 4,5. (4) Bahan diperam selama 4 hari dan diaduk3- 4 kali sehari
3.Bahan cair yang bersifat asam dapat dicampur dengan dedak, ketela pohon/tepung jagung dengan perbandingan 1:1, dikeringkan dan digunakan untuk campurandalam ramuan makanan. Kandungan gizinya: Protein : 18-20%, Lemak : 1-2%, Abu : 4-6%, Air : 70 – 75%, Kapur : 1-3% dan Fosfor : 0,3-0,9%.

14.                   Isi Perut Besar Hewan Memamah biak 
Bahan: dari rumah pemotongan ternak.Cara pembuatan: dikeringkan, digiling sampai menjadi tepung. Kandungan gizinya : Protein : 8,39%, Lemak : 5,54%, Karbohidrat : 33,51%, Abu : 17,32%, Serat kasar : 20,34%, Air : 14,9% dan Nilai ubah : 2.

No comments:

Post a Comment

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laatar Belakang Kualitas air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk pengg...