I. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang
individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses
kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan
dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Alma, 2009). Esensi
dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat
bersaing. Menurut Aunurrahman (2009), nilai tambah tersebut dapat diciptakan
melalui cara-cara sebagai berikut:
1.
Pengembangan teknologi baru (developing new technology),
2.
Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),
3.
Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products
or services),
4.
Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of
providing more goods and services with fewer resources).
Dalam menghadapi tantangan bisnis termasuk
menghadapi customer maka sebagai mahasiswa kita
juga harus belajar dalam memasarkan suatu produk. Dalam tugas akhir mata kuliah kewirausahaan ini
kami mencoba melakukan sebuah usaha sederhana guna mendapatkan pembelajaran
untuk menjadi seorang wirausahawan. Usaha ini didasari oleh tugas kelompok
kelas Kewirausahaan dimana tugas ini dikerjakan oleh dian fitria m dan jumaida.
Usaha yang dapat dijalankan merupakan sebuah usaha
singkat yang mungkin bisa menjadi peluang bagi setiap individu untuk masa yang
akan datang. Saat ini mahasiswi mencoba menawarkan tahu steak crispy di lingkungan
Universitas Riau.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan usaha ini merupakan sebuah pencapaian tujuan
usaha yaitu profit, akan tetapi tidak hanya sekedar profit saja, tentunya mencoba
menemukan melainkan penekanan pada pengalaman sebuah proses wirausaha. Karena
melalui penjualan dan pemasaran ini mahasiswi dituntut untuk berinteraksi dengan
orang banyak, bagaimana cara menawarkan dengan baik dan sopan, meyakinkan pembeli
untuk membeli produk yang kita tawarkan dan memberikan pelayanan yang terbaik
agar customer merasa puas. Manfaat dari kegiatan ini agar mahasiswa bisa
melakukan wirausaha atau membuka usaha kecil.
Wirausaha
adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity)
dan perbaikan (preparation) hidup (Kasmir, 2006).
Menurut
Degeng (2001), yaitu: ilmu, seni, perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang
yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata
secara kreatif (create a new and different). Jadi ada tiga indikator
utama dari kewirausahaan yaitu: berpikir sesuatu yang baru (kreatif),
bertindak melakukan sesuatu yang baru (inovatif), dan berkeinginan
menciptakan nilai tambah (value added). Oleh karena itu, seseorang yang
disebut dengan “wirausahawan” mutlak harus memiliki kemampuan untuk selalu
berpikir sesuatu yang baru, bertindak melakukan sesuatu yang baru, dan
berkeinginan menciptakan nilai tambah.
Dari
beberapa konsep di atas menunjukkan seolah-olah kewirausahaan identik dengan
kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam
kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter wirausaha
semata, karena karakter wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang
bukan wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta
maupun pemerintahan (Sanjaya, 2009 ).
Pemasaran sistem keseluruhan dari
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar
dapat mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan
pengertian penjualan menurut beberapa ahli :
Winardi
(1991 : 2) Penjualan adalah
“Proses dimana sang penjual memuaskan segala kebutuhan dan keinginan pembeli
agar dicapai manfaat baik bagi sang penjual maupun sang pembeli yang
berkelanjutan dan yang menguntungkan kedua belah pihak.” William G. Nickels (1998 : 10) Penjualan
tatap muka adalah
“Interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk
menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran
yang saling menguntungkan dengan pihak lain.”
Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa ruang
lingkup pemasaran lebih luas dibandingkan dengan ruang lingkup penjualan karena
penjualan merupakan salah satu kegiatan dalam pemasaran.
2.1.
Jenis – jenis Penjualan
Ada beberapa jenis
penjualan menurut Basu Swasta (1998 : 11) yaitu :
Dapat terjadi bilamana
produsen dan pedagang besar mempersilahkan pengecer untuk berusaha memperbaiki
distributor produk-produk mereka. Hal ini melibatkan para penyalur dengan
kegiatan promosi, peragaan, persediaan dan pengadaan produk baru, jadi titik
beratnya pada “penjualan melalui” penyalur daripada “penjualan ke” pembeli
akhir.
Dalam missionary
selling penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli
barang-barang dari penyalur perusahaan. Dalam hal ini perusahaan yang
bersangkutan memiliki penyalur sendiri dalam pendistribusian produknya.
Berusaha meningkatkan
penjualan dengan pemberian saran dan nasehat pada pembeli akhir dari barang dan
jasanya dengan menunjukkan bagaimana produk dan jasa yang ditawarkan dapat
mengatasi masalah tersebut.
Berusaha membuka
transaksi baru dengan merubah calon pembeli menjadi pembeli. Jenis penjualan
ini sering dipakai oleh perusahaan asuransi.
Dua jenis penjualan
utama disini adalah “route driving” dan “retailling”. Jenis penjualan seperti
ini tidak akan menciptakan penjualan yang terlalu besar meskipun layanan yang
baik dan hubungan pelanggan yang menyenangkan dapat menjurus pada pembeli
ulang.
2.2. Langkah-langkah Dalam
Proses Penjualan
Menurut Philip Kotler
dialih bahasakan oleh Drs. Alexander Sindoro langkah-langkah dalam proses
penjualan meliputi:
- Memilih
Prospek dan Menilai
Langkah pertama dalam
proses penjualan adalah memilih prospek (prospecting), yaitu mencari siapa yang
dapat masuk sebagai pelanggan potensial. Tenaga penjual perlu mengetahui cara
menilai prospek (qualify) artinya cara mengenali calon yang baik dan
menyisihkan calon yang jelek. Prospek dapat dinilai dengan meneliti kemampuan
keuangan, volume bisnis, kebutuhan spesial, lokasi dan kemungkianan untuk
tumbuh.
Sebelum mengunjungi
seorang calon pembeli, tenaga penjual sebaiknya mempelajari sebanyak mungkin
mengenai organisasi (apa yang dibutuhkan, siapa yang terlibat dalam pembelian)
dan pembelinya (karakteristik dangaya membeli). Langkah-langkah ini
dikenal dengan istilah prapendekatan. Wiraniaga sebaiknya menetapkan tujuan
kunjungan yang mungkin untuk menilai calon, mengumpulkan informasi, atau
membuat penjualan langsung.
Dalam langkah ini,
wiraniaga sebaiknya mengetahui caranya bertemu dan menyapa pembeli serta
menjalin hubungan menjadi awal yang baik. Langkah ini mencakup penampilan
wiraniaga, kata-kata pembukaan, dan tindak lanjutan.
- Presentasi
dan Demonstrasi
Dalam langkah
presentasi dari proses penjualan, tenaga penjual menceritakan “riwayat” produk
kepada pembeli, menunjukan bagaimana produk akan menghasilkan dan menghemat
uang. Presentasi penjualan dapat diperbaiki dengan alat bantu demonstrasi,
seperti buku kecil, pita video, dan sempel produk.
Pelanggan hampir selalu
mempunyai keberatan selama presentasi atau kettika diminta untuk memesan. Dalam
mengatasi keberatan wiraniaga harus menggunakan pendekatan positif, menggali
keberatan tersembunyi, meminta pembeli untuk menjelaskan keberatan, menggunakan
keberatan sebagai peluang untuk memberikan informasi lebih banyak dan mengubah
keberatan menjadi alasan untuk membeli.
Menutup merupakan
langkah dalam proses penjualan ketika wiraniaga meminta pelanggan untuk
memesan. Tenaga penjual harus mengetahui cara mengenali tanda-tanda penutupan
dari pembeli termasuk gerakan fisik, komentar dan pertanyaan.
Merupakan langkah terakhir
dalam proses penjualan ketika wiraniaga melakukan tindak lanjut setelah
penjualan untuk memastikan kepuasan pelanggan dan bisnis berulang.
2.3. Faktor–faktor
yang mempengaruhi penjualan
Dalam prakteknya
perencanaan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Basu
Swastha (1998:129) faktor-faktor tersebut yaitu:
1. Kondisi dan kemampuan penjual
Transaksi jual beli
merupakan pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa, pada
prinsipnya melibatkan dua pihak yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli
sebagai pihak kedua. Disini penjual harus dapat meyakinkan kepada pembelinya
agar dapat mencapai sasaran penjualan yang diharapkan. Untuk maksud tersebut
para penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan
yaitu :
- Jenis
dan Karakteristik barang yang akan ditawarkan
- Harga
produk
- Syarat
penjualan seperti : pembayaran, penghantaran, pelayanan purna jual dan
sebagainya
2. Kondisi Pasar
Pasar sebagai kelompok
pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan dapat pula mempengaruhi
kegiatan penjualan. Adapun faktor-faktor kondisi pasara yang perlu diperhatikan
adalah
- Jenis
pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar penjual, pasar industri, pasar
pemerintah /pasar internasional.
- Kelompok
pembeli atau segmen pasarnya
- Daya
belinya
- Frekuensi
pembeliannya
- Keinginan
dan kebutuhannya.
3. Modal
Akan lebih sulit bagi
penjual untuk menjual barangnya apabila barang yang dijual itu belum dikenal
oleh pembeli atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual dalam keadaan
seperti ini, penjual harus memperkenalkan dahulu / membawa barangnya ketempat
pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya saran serta usaha
tersebut sepertialat transportasi. Tempat peraga baik diluar maupun didalam
perusahaan. Usaha promosi dan sebagainya semua ini hanya dapat dilakukan
apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan oleh perusahaan.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan besar
biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian penjualan yang dipegang oleh
orang-orang tertentu/ ahli dibidang penjualan lain halnya dengan perusahaan
kecil masalah-masalah penjualan ditangani oleh orang-orang yang juga melakukan
fungsi lain. Hal ini disebabkan oleh tenaga kerjanya yang lebih sedikit. Sistem
organisasi juga lebih sederhana masalah-masalah yang dihadapinya juga tidak
sekompleks perusahaan besar biasanya masalah perusahaan ini ditangani oleh
perusahaan dan tidak diberikan kepada orang lain.
5. Faktor lain
Faktor-faktor yang yang
sering mempengaruhi penjualan yaitu perikalanan, peragaan, kampanye,dan
pemberian hadiah. Namun untuk melaksanakannya diperlukan dana yang tidak
sedikit. Bagi perusahaan yang memiliki modal yang kuat kegiatan ini secara
rutin dapat dilakukan sebaliknya perusahaan kecil jarang melakukan karena
memiliki modal sedikit.
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu
dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan yang telah terlaksana di beberapa tempat dalam
waktu 14
hari yaitu :
Hari/Tanggal : Minggu, 25 Maret 2012 s/d Jum’at 13 April 2012
Waktu :
Pukul 08.00 – 18.00 WIB
Kegiatan dilaksanakan di lingkungan kampus
Universitas Riau dengan
target pemasaran adalah mahasiswa-mahasiswa, karyawan serta masyarakat sekitar yang bermain di taman UR
pada minggu sore di Universitas Riau itu sendiri. Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 7 jam
ataupun 2 jam (pada hari minggu), mahasiswi mencoba menawarkan produk kami ke
berbagai kalangan yang ada di sekitar gedung lokal kayangan 1 FAPERIKA, di dekat foto copy bang ade
FAPERIKA UR, di dekat lapangangan basket FAPERIKA UR serta di taman UR.
3.2. Proses
Produksi/ Proses perekrutan barang
Dalam proses pembuatan tahu steak crispy ini, mahasiswi tidak membuatnya
sendiri tetapi membelinya
langsung siap saji dari sebuah toko makanan dijalan garuda sakti panam,
sehingga kami tinggal menjualnya kembali kepada setiap customer. Mahasiswi
mencari jalan yang simpel dalam melakukan tugas kewirausahaan ini, tetapi yang
paling terpenting bagi mahasiswi adalah bagaimana mahasisiwi bisa berjualan
dengan baik.
3.3. Pemasaran
Proses pemasaran yang mahasiswi lakukan yaitu dengan
cara promosi langsung kepada customer, dilakukan dengan cara
menawarkan langsung kepada para masyarakat yang mengunjungi taman UR,
kami juga melakukan pemasaran melalui mobile, kami menawarkan tahu tusuk crispy kepada beberapa
teman-teman, senior ataupun
junior
yang kami kenal untuk membeli. Banyak yang datang untuk mencoba tahu steak crispy.
Dengan melakukan tahap-tahap diatas mahasiswi berusaha
untuk membujuk customer agar tertarik perhatiannya pada produk sehingga pada
akhirnya bisa melakukan pembelian atau transaksi. Bahkan setelah mahasiswi melakukan
sosialisasi produk ada beberapa customer yang langsung
membeli. Kebanyakan dari customer adalah mahasiswa/i sekitar kampus yang sedang menunggu kuliah
di lingkungan kampus Universitas Riau pada
waktu pagi hari karena kebanyakan mahasiswa-mahasiswa yang kuliah pagi hari
tidak sempat sarapan dari rumah, sehingga penjualan tahu steak crispy pun dapat berjalan
lancar dan banyak yang beli.
3.4. Penjualan
Kegiatan penjualan merupakan kegiatan pelengkap atau suplemen dari transaksi,
oleh karena itu kegiatan penjualan terdiri dari serangkaian yang meliputi,
menemukan si pembeli, pengenalan produk serta syarat-syarat pembayaran. Penjualan yang kami lakukan merupakan sebuah rangkaian
penjualan produk dimana produk-produk tersebut merupakan produk pangan.
Dalam kegiatan ini kami mencoba menawarkan tahu
steak crispy. Proses penjualan yang kami lakukan berdasarkan segmentasi, targeting dan positioning yang dianalisis
secara nalar. Oleh karena itu kami melakukan penjualan kebanyakan pada
Mahasiswa-mahasiswa yang kuliah pada pagi hari karena
kebanyakan dari mereka tidak sempat sarapan dari rumah sehingga membutuhkan
makanan berat untuk menambah energi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil pendataan
kewirausahaan selama penjualan “Tahu Steak Crispy”, selama di area kampus
Universitas Riau.
Tabel 1. Analisis Usaha Tahu Steak Crispy
Hari/Tgl
|
Modal
|
Harga
|
Untung Bersih
|
Terjual
|
Minggu, 25 Maret 2012
|
Rp.50.000 (50 tusuk)
|
Rp.2000
|
Rp.30.000
|
50 tusuk
|
Senin, 26 Maret 2012
|
Rp.30.000 (30 tusuk)
|
Rp.1500
|
Rp.10.000
|
30 tusuk
|
Selasa, 27 Maret 2012
|
Rp.30.000 (30 tusuk)
|
Rp.1500
|
Rp.10.000
|
30 tusuk
|
Rabu, 28 Maret 2012
|
Rp.30.000 (30 tusuk)
|
Rp.1500
|
Rp.10.000
|
30 tusuk
|
Sabtu, 31 Maret 2012
|
Rp.30.000 (30 tusuk)
|
Rp.1500
|
Rp.1500
|
19 tusuk
|
Minggu, 01 Maret 2012
|
Rp.50.000 (50 tusuk)
|
Rp.2000
|
Rp.30.000
|
40 tusuk
|
Senin, 03 Maret 2012
|
Rp.30.000 (30 tusuk)
|
Rp.1500
|
Rp.10.000
|
30 tusuk
|
Selasa, 04 April 2012
|
Rp.30.000 (30 tusuk)
|
Rp.1500
|
Rp.10.000
|
30 tusuk
|
Senin, 09 April 2012
|
Rp.30.000 (30 tusuk)
|
Rp.1500
|
Rp.10.000
|
30 tusuk
|
Selasa, 10 April 2012
|
Rp.30.000 (30 tusuk)
|
Rp.1500
|
Rp.10.000
|
30 tusuk
|
Rabu, 11 April 2012
|
Rp.30.000 (30 tusuk)
|
Rp.1500
|
Rp.10.000
|
30 tusuk
|
Kamis, 12 April 2012
|
Rp.30.000 (30 tusuk)
|
Rp.1500
|
Rp.10.000
|
30 tusuk
|
Jum’at, 13 April 2012
|
Rp.30.000 (30 tusuk)
|
Rp.1500
|
Rp.1500
|
19 tusuk
|
Minggu, 15 April 2012
|
Rp.50.000 (50 tusuk)
|
Rp.2000
|
Rp.30.000
|
45 tusuk
|
4.2. Pembahasan
Kegiatan penjualan yang
selama ini dilakukan, pada hari-hari tertentu mahasiswi mengadakan penaikan
harga (Rp.2000/tusuk). seperti penjualan yang dilaksanakan pada hari minggu
karena penjualan dilaksanakan di taman UR. Hal ini terjadi, karena kami
mengamati kebanyakan yang bermain ataupun yang mengunjungi taman UR ini adalah
para orang tua beserta anak-anaknya. Sehingga moment ini benar-benar kami
manfaatkan untuk penambahan keuntungan.
Sedangkan pada hari
senin sampai sabtu, penjualan dilaksanakan pada area kampus FAPERIKA UR. Dengan
memberikan harga sesuai dengan kantong mahasiswa yaitu sebasar Rp.1500/tusuk.
Kegiatan ini kami lakukan agar mendapatkan sebuah pengalaman dan pembelajaran
untuk menjadi seorang Wirausaha yang handal disamping mendapatkan profit.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya
mahasiswi yang sudah mempraktekkan ini, karena dengan melakukan kegiatan
seperti ini maka mahasisiwi mendapatkan sebuah pengalaman untuk menjadi seorang
Wirausaha, mempelajari bagaimana cara menawarkan dengan baik
dan berinteraksi dengan orang banyak. Dari keseluruhan kegiatan yang kami lakukan maka kami
dapat menganalisa usaha yang mahasiswi jalankan sebenarnya cocok untuk dilaksanakan secara continue di
dalam Lingkungan kampus karena pasar yang potensial dan sangat menerima.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan yang telah kami lakukan
adalah bahwa mahasiswa sangat memerlukan proses
pembelajaran seperti ini. Menawarkan dan menjual produk kepada mahasiswa
memiliki banyak manfaat untuk menjadi seorang wirausaha yang handal dan sukses.
Bahkan dapat kami simpulkan bahwa modal bukan lah segalanya dalam dunia usaha
seperti ini, asal ada kemauan dan keinginan untuk berusaha pasti kita bisa
melakukannya. Hanya saja kita harus benar-benar melihat peluang yang ada serta
berbagai hal yang penting seperti segmentasi, target dan positioningnya.
5.2. Saran
Saran yang ingin disampaikan yaitu semoga dalam
perkuliahan kewirausahaan selanjutnya kegiatan Praktek Lapangan ini tetap bisa
dilaksanakan dan ditingkatkan lebih lagi. Karena sangat bermanfaat bagi para
mahasiswa yang ingin menjadi seorang wirausaha yang handal. Kegiatan ini dapat
menjadi proses awal bagi mahasiswa sebelum terjun langsung di dunia bisnis. Dan
peluang bisnis yang mungkin sangat potensial di lingkungan Universitas Riau adalah bisnis pangan, sehingga
perlu dilanjutkan secara continue.